Jumat, 24 Desember 2021

TETAP BERSYUKUR



Sepanjang nafas masih berhembus, dan kita masih memiliki kesadaran untuk mengingat Allah, maknanya kita harus terus bersyukur. Jika Allah masih memberi kita nikmat sepotong makanan untuk mengganjal perut, syukurilah juga itu, karena Allah tidak membuat kita meminta-minta kepada orang lain untuk mendapatkannya.

Sudah diberi banyak alih-alih bersyukur justru masih sering merasa kurang. Ketika nikmat sudah diambil kembali oleh-Nya baru sadar betapa besar rasa kehilangannya. Setiap waktu berharap mendapat apa yang diimpikan sampai lupa apa yang telah ia dapatkan selama ini. Begitulah sifat kita sebagai manusia yang kurang pandai bersyukur.

Tiupan angin lembut yang sejuk dan menenangkan mesti kita syukuri, apalagi nikmat sehat jiwa dan raga yang diberikan oleh Allah selama ini. Begitu pula nikmat hidayah (iman). Bukankah sujud kita dalam keheningan malam adalah nikmat. Lidah kita diringankan pula membaca kalam-Nya yang mulia. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim Ayat 7). Betapa maha pemurahnya Allah. Kita hanya disuruh bersyukur agar mendapat nikmat yang lebih banyak lagi tidak disuruh mengganti (membayar) nikmat yang telah diberi.

Syukur kita perlu disyukuri, dan begitu seterusnya. Sehingga hidup kita ini hanya dipenuhi dengan rasa syukur yang tidak pernah ada selesainya. Pada puncaknya kita lupa caranya mengeluh dan bersedih. Karena hakikatnya apa saja yang dikaruniakan kepada kita semuanya adalah nikmat.

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...