Selasa, 04 Mei 2021

Refleksi Hari Pendidikan Nasional



Mengutip nasihat Albert Einstein, “Cobalah tidak untuk menjadi seseorang yang sukses, tetapi menjadi seseorang yang bernilai.” Kesuksesan pribadi tidak selamanya akan memberi manfaat bagi orang lain. Lihat saja berapa banyak orang yang mampu meraih puncak dalam karirnya, namun tak sedikitpun itu berdampak bagi orang lain. Kesuksesannya menjadi milik sendiri yang dinikmati sendiri pula.

Orang seharusnya dikatakan sukses bila mampu menjadi jalan bagi sukses orang lain. semulianya tujuan hidup kita, adalah menjadi bermanfaat bagi orang lain. Masih banyak orang-orang yang memiliki tujuan mulia dalam hidupnya. Di antara orang-orang yang berhati mulia itu adalah Andi Sri Rahayu. Dia adalah seorang guru honorer (29 tahun) asal Desa Sapobonto, Kecamatan Bulukumpa, rela melalui jalanan berkelok demi mengajar di Madrasah Aliyah Guppi Kindang, Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Untuk menuju Desa Kindang bisa dilalui dua jalur. Jalur pertama hanya bisa dilalui jalan kaki melewati jalan setapak dan jembatan bambu, jalur ini ditempuh 10 kilometer.

Sementara jalur keduan bisa ditempuh menggunakan roda dua dan roda empat dengan jarak sekitar 25 kilometer. Setelah hamil ia memilik jalur kedua. Namun sebelum hamil ia melalui jalur pertama dengan berjalan kaki sejauh 10 kilometer. Ia tak sendiri. Ada beberapa siswa yang melalui jembatan bambu termasuk petani yang memikul hasil panennya untuk dijual ke desa sebelah. Empat tahun sudah Sri mengabdikan di sekolah yang berjarak 59 kilometer dari Kota Bulukumba.

Bu Guru Sri mengaku bangga dengan profesinya sebagai guru, meski hanya hanya mengajar di daerah terpencil. Alasan mengajar di daerah terpencil, hanya ingin membagikan ilmunya kepada banyak orang "Daripada ilmu tertinggal lebih baik dibagi dan semoga bisa jadi amal jariyah," kata Sri, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (22/9/2020).

Sebuah perjalanan hidup yang bernilai. Cita-cita mulia mencerdaskan anak-anak bangsa di pelosok nusantara. Meski sebenarnya banyak yang tidak peduli dengan kisah perjuangannya. Tapi apalah arti kepedulian orang lain. Bila kita melakukan semua dengan landasan keikhlasan, tidak ada urusan dengan belas kasihan maupun empati orang lain.  Selamat berjuang terus Bu Guru……

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...