Rabu, 04 Agustus 2021

“PEMULUNG” KEBAIKAN



“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun”. (Al-Baqoroh 263)

Apa beratnya berkata baik?. Modal berkata baik sama dengan berkata yang buruk. Sama-sama menggerakkkan lidah. Namun dampak keduanya sangat berbeda. Berkata baik bagaikan sedekah yang memberi manfaat bagi yang mendengarkannya. Sementara perkataan buruk menimbulkan keburukan juga yang pasti akan kembali kepada orang yang berkata-kata.

Sepertinya di negeri kita berkata baik semakin mahal saja. Tak salah bila netizen kita mendapat cap yang negatif di luar negeri. Pengguna media sosial kita terkenal tidak sopan. Sering berkata kasar dan membully. Lihatlah, apa saja dikomentari buruk, sinis dan merendahkan. Begitu mudah jari-jemari mengetik kata-kata yang melukai perasaan orang. Seakan tidak lagi memiliki empati dan belas kasih terhadap sesama.

Tentu kita semua masih ingat pelajaran dasar tentang kebaikan. Bila kamu ingin diperlakukan orang lain dengan baik, maka perlakukan orang lain dengan baik. Bila kita ingin orang menghargai kita, hargai dan hormati orang lain.

Dalam rentang hidup di dunia yang sebenarnya singkat ini, tugas kita hanya berbuat baik. Bagai pemulung yang mengumpulkan sepotong dua potong barang bekas yang masih bernilai, begitu pula peran kita. Dari hari ke hari hingga tahun berganti tahun, kita selalu berupaya mencari dan menebar kebaikan. Maka, jangan pernah lelah berbuat baik….

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...