Kamis, 23 September 2021

SENI MENYUNTING KATA



Beberapa hari ini harus melototi komputer untuk menyelesaikan naskah buku. Meski lumayan lelah tapi ada kelegaan dalam hati. Puluhan file yang tersimpan dalam folder satu persatu dibedah lagi. Dibaca ulang untuk selanjutnya diteliti. Yang pasti kesalahan ketik (typo) pasti banyak ditemukan. Itu kesalahan yang lazim dalam dunia menulis.

Membaca naskah yang telah lama dibuat seakan menemukan hal baru. Mengingatkan kembali bagaimana dulu artikel diketik. Latar belakang dan suasana hati penulis. Ya, bagai berdialog dengan diri sendiri kembali. Ini salah satu yang menarik ketika sedang menyunting naskah.

Akan mudah mencari kesalahan dalam artikel yang telah diendapkan dalam tempo waktu  lama setelah dibaca kembali. Semua akan menjadi tampak jelas. Baik itu pemilihan diksi, tanda baca dan kesesuaian paragraf.

Menulis memang prosesnya panjang, tidak cukup sekali langsung jadi. Akan selalu ada perbaikan setiap kali kita membacanya kembali. Dan inilah menariknya seni menyunting kata, perlu kejelian, kesabaran dan ketelatenan seorang penulis.

Tidak berarti naskah yang berkali-kali disunting akan sempurna. Namun setidaknya itu adalah usaha yang maksimal yang mampu dilakukan oleh penulis. Ada kepuasan karena apa yang ia tulis sudah melalui usaha yang sungguh-sungguh sepenuh hati.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...