Senin, 14 Juni 2021

BILA WAKTUNYA TELAH TIBA



Bila waktunya telah tiba, kita tidak bisa minta tambahan waktu walau sesaat. Sebaliknya bila belum masanya tidak pula bisa dipercepat. Itulah rahasia maut. Tak akan ada yang tahu kepastian datangnya. “Syarat” kematian tidak pasti karena sakit, tidak pula menunggu bila sudah lanjut usia. Sudah banyak contoh di sekitar kita. Mereka yang sehat bugar dan masih muda, mendadak meninggal dunia.

Yang berani menghadapi mati akan tetap mati juga, dan mereka yang takut sekali dengan datangnya kematian juga tetap akan mengalaminya. Karena maut bukan urusan takut atau berani, tapi sejauh mana persiapan yang akan dibawanya. Percuma saja berani mati bila dia tidak menyiapkan bekal dengan sungguh-sungguh.

Akhir-akhir ini kita mendapat pelajaran penting tentang kematian. Olahragawan yang hidupnya begitu disiplin dan selalu menjaga kesehatan mendadak meninggal dunia tanpa gejala sakit sebelumnya. Inilah bukti bahwa maut itu begitu dekat dengan kehidupan. Seperti nasihat orang tua dulu. Kematian itu seperti buah kelapa. Yang kecil bisa jatuh, yang tua pun begitu pula. Terkadang yang masih muda gugur terlebih dahulu dari yang tua. Artinya usia tidak bisa dijadikan patokan kepastian datangnya kematian.

Tiga hari yang lalu kami juga mendapat kisah nyata yang penuh ibrah. Tetangga kami yang sudah begitu lanjut usia meninggal dunia. Beliau meninggal di saat usia sudah mendekati seratus tahun. Satu hal yang membuat saya merenung adalah “kerinduannya” dengan kematian. Mengapa saya menyebut sebagai kerinduan, karena seakan ia sudah lama menanti kematiannya. Beliau sudah menyiapkan kain kafannya sendiri sudah sejak lama. Bahkan kainnya sudah berganti berkali-kali karena sudah rusak.

Setiap kain kafan yang dibeli dan disimpan mulai lapuk, beliau membuangnya dan membeli yang baru. Begitu terus berulang-ulang. Mungkin saja kematian dalam pandangannya terlihat lebih indah daripada kehidupan. Kehidupan yang telah merenggut kekuatan fisiknya hingga tinggal tulang dan balutan kulit. Kehidupan yang dirasanya sangat sepi karena tidak ada orang yang bisa memahaminya lagi. Tidak ada orang yang bisa diajaknya bicara untuk sekadar mengenal kisah hidupnya.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...