Sabtu, 19 September 2020

BERPIKIR KREATIF


Suatu saat pada waktu mengajar di kelas, saya menggambar bangun setengah lingkaran di papan tulis. Pada gambar setengah lingkaran tadi posisi diameter berada di bawah. Kemudian saya meminta anak-anak memperhatikan gambar tersebut sebentar. Dan, kemudian saya bertanya, bayangkan anak-anak, kira-kira gambar apa yang bisa kamu lihat?

Tidak lama berselang, banyak anak yang angkat tangan dan menjawab. Pak, itu gambar gunung!, itu gambar helm pak!, kalau itu menurut saya gambar penyu pak!, … satu persatu anak-anak mulai menjawab dengan imajinasinya sendiri-sendiri. Ketika semua anak diam, tiba-tiba satu anak angkat tangan, itu sego pak! (Itu nasi pak)… Spontan anak-anak yang lain tertawa, gerrr…. Suasana kelas jadi riuh gegara mendengar jawaban lugu salah satu teman mereka.

Sebenarnya saya sedang mencoba mereka untuk berpikir kreatif. Imajinasi anak ternyata menghasilkan jawaban yang berbeda-beda dari gambar yang sama. Bagi anak yang menyukai sketsa pemandangan, dia langsung berimajinasi bahwa setengah lingkaran yang dilihatnya adalah sebuah gambar gunung. Berbeda lagi dengan anak yang menyukai karakter fauna, dia melihat contoh gambar di papan tulis adalah seekor penyu. Lalu, anak yang menganggap gambar setengah lingkaran adalah nasi di atas piring, apa kira-kira bidang ketertarikannya?. Mungkin saja karena situasinya sudah siang dan perut lapar dia sedang menghayalkan makan siang.

Dalam menulis, seorang penulis dituntut selalu berpikir kreatif. Akan selalu ada imajinasi liar yang dapat diperoleh setelah membaca buku, menonton sebuah film atau mendengar cerita dari seseorang. Interaksi penulis akan memperkaya ide dan merangsang selalu berpikir kreatif serta bisa membuka pandangan dan memberikan cara berpikir yang benar-benar baru. Mungkin juga kita akan memperoleh sudut pandang beda dari apa yang pernah kita bayangkan sebelumnya. Atau bahkan bisa memberikan sekeranjang gagasan yang benar-benar dipenuhi hal baru yang “gila”. Banyak yang senang jika membaca apa yang menjadi interes kita, namun biasanya hal ini tidak meningkatkan kreatifitas. Terkadang berpikir kreatif akan terbangun ketika kita mencoba hal-hal baru yang unik dan selama ini tidak pernah kita lakukan.

Kreativitas dalam berpikir menjadikan tulisan akan mengalir bebas, kita menjadi penulis yang berdaulat. Kreativitas begitu penting, karena ia akan membantu kita mengatasi kebuntuan ide. Menggiring kita melihat masalah dengan kacamata baru dan membawa kita menemukan solusi yang jitu. Sesuatu yang belum pernah terpikirkan, seolah olah muncul begitu saja. Karena sebenarnya semua itu sudah ada di alam bawah sadar, dan akan keluar karena proses berpikir kreatif.

Berpikir kreatif bukan berarti menuangkan semuanya gagasan dalam tulisan. Tidak mungkin semua pikiran kita dapat tertuang dalam tulisan. Akan selalu ada proses purifikasi sebelum tulisan itu dibaca orang lain. Kita pasti akan menyortir bagian-bagian yang mungkin hanya dianggap layak sebagai konsumsi pikiran kita semata. Dan itu sebuah kewajaran, ada hal-hal yang tidak semestinya terucap maupun tertulis.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...