Minggu, 29 November 2020

MENULIS SAJA



Konon, lukisan Vincent van Gogh dulu tidak pernah ada yang mau membeli. Semasa hidupnya tak satu pun lukisannya yang laku dijual. Tapi kini setelah ratusan tahun, salah satu lukisannya Portrait of Dr. Gachet terjual dalam sebuah lelang pada tahun 1990 seharga US $ 82.5 Juta. Itu sama nilainya dengan 1,1 Triliun, luar biasa. Ada yang mengatakan, dia tidak bisa menjual lukisannya karena bukan seorang penjual yang baik. Pandangan yang lain berpendapat, lukisan Vincent Van Gogh tidak laku pada zamannya karena karyanya yang abstrak tidak menarik peminat seni pada zamannya.

Karya seni itu sangat subyektif, bergantung pada siapa yang menilai. Lukisan abstrak yang hanya terlihat seperti coretan yang tidak beraturan dengan warna-warni yang acak menurut kebanyakan orang tentu tidak menarik. Namun bagi penikmat seni lukis abstrak itu bisa menjadi sebuah karya yang istimewa. Dan kita tidak bisa berdebat tentang penilaian karya seni, karena semua terletak pada rasa.

Kadang, melukis kita analogikan dengan menulis. Mungkin saja tulisan yang terkesan standar dan menggunakan bahasa yang sederhana, dapat menarik dan diterima oleh pembaca tertentu. Meskipun pembaca yang lain menilai terlalu biasa. Bagi pembaca yang menggunakan kaca mata kaidah ilmiah, akan menilai banyak kekurangannya. Namun bagi yang lain sangat mungkin menikmati ketika membacanya. Semua ada segmennya, dan semua bebas memilih dan menilai.

Jika kamu tidak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri. Begitu salah satu quote yang saya baca. Unik memang, pesan yang kita temukan dalam quote ini. Menulis saja apa yang kita sukai, karena orang akan menulis sesuatu yang belum pernah ditulis. Dan apabila sudah ditulis, orang tentu mencari hal lain yang baru.

Menulis saja terus dan abaikan perasaan yang mengganggu kita. Biarkan saja dan terus menulis. Karena waktu nanti yang akan membuktikan, semua coretan dan catatan kita akan berharga pada masanya. Siapa tahu ketika tulisan kita hari ini tidak begitu penting, kelak akan menjadi dokumen yang bernilai. Bernilai tidak berarti harus diukur dengan materi, tentu bukan hanya itu parameternya.

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...