Sabtu, 28 November 2020

PERUBAHAN



“Perubahan itu menyakitkan, Ia menyebabkan orang merasa tidak aman, bingung, dan marah. Orang menginginkan hal seperti sediakala, karena mereka ingin hidup yang mudah” (Richard Marcinko). Tak ada yang tetap dalam sistem kehidupan ini. Semua akan berubah. Ada perubahan yang bersifat cepat , dan ada perubahan yang berjalan lambat. Seringkali perubahan datang tanpa kita sadari. Perubahan sering menjadi sesuatu yang memang terkadang mengkhawatirkan, membuat kita tidak nyaman, ketakutan, dan sulit untuk menyesuaikan diri. Akan tetapi perubahan perlu dilakukan bila kita ingin berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Hanya manusia yang selalu berubah karena manusia adalah makhluk yang dinamis. Kemampuan berpikir menjadikan manusia selalu berkembang dan berubah. Menciptakan budaya baru, sistem dan peradaban. Dalam hal apapun akan selalu berubah dan berkembang. Dalam hal makanan, pakaian, pendidikan, teknologi dan hubungan sosial dalam masyarakat.

Beberapa bulan ini sebagai guru kita juga mengalami perubahan sistem belajar. Sistem tatap muka secara mendadak berubah menjadi sistem belajar jarak jauh. Hal ini tentu membuat guru, siswa dan orang tua seakan mengalami “shock culture” (gegar budaya). Merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegelisahan dan perasaan terkejut yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali. Semua tidak pernah berpikir bahwa pembelajaran jarak jauh akan berlangsung sampai berbulan-bulan. Inilah yang sama sekali tidak diantisipasi sebelumnya, sehingga semua terasa gagap menghadapi perubahan.

Dan benarlah kiranya sebuah teori yang menyatakan, Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu mutlak terjadi. Meskipun tidak semuanya harus berubah. Sebagai contoh konkrit, tata cara kita berhubungan dan komunikasi dengan saudara, teman maupun tetangga mungkin caranya sudah berubah. Namun intinya silaturrahim tidak boleh berubah. Kita boleh saja punya selera makan yang modern. Gemar dengan segala makanan yang berbau asing, namun jangan sampai merubah standar halalan toyyyiban (halal dan baik).

Selama perubahan tidak menyangkut sesuatu yang prinsip, kita harus terbuka dan memberi ruang. Artinya, ada hal yang bisa berubah namun juga ada hal yang tidak bisa berubah meskipun itu hanya sejengkal saja. Hal-hal terkait muamalah kita dengan sesama pasti akan selalu mengalami perubahan dan perkembangan mengikuti kemajuan zaman. Namun urusan aqidah kita semua sudah final, tak mungkin lagi bisa dirubah.

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...