Sabtu, 10 Oktober 2020

CARA MEMANDANG DUNIA


Berjalanlah, jangan berlari. Karena hidup itu perjalanan bukan pelarian. Sebuah ungkapan yang membuat kita merenung dan berpikir. Mengingatkan kembali hakikat tujuan hidup kita. Hidup di dunia adlah persinggahan dari perjalanan panjang kita. Namun, bila kita menyadari bahwa hidup di dunia ini adalah sebuah persinggahan, mengapa begitu khawatirnya kita dengan kehidupan kita di dunia?. Seakan-akan kita kekal hidup di dunia. Mengumpulkan bekal yang melebihi kebutuhan kita di dunia yang fana ini. Enggan berbagi dengan saudara kita karena kita takut menjadi miskin.

Perbedaan cara pandang yang akhirnya menjadi perbedaan persepsi itu memunculkan beragam cara hidup atau gaya hidup. Bagi kita umat muslim, seluruh sendi kehidupan kita telah diatur oleh Allah melalui Al Qur’an dan oleh Rasul-Nya dengan tuntunan As Sunnah. Keduanya adalah penuntun yang paling tepat untuk menuju ke arah jalan yang diridhai. Bila berpegang teguh dengan keduanya, selamatlah kehidupan kita.

Sebuah fakta membuat kita prihatin, seiring perkembangan zaman sepertinya telah mengubah sebagian besar pandangan manusia dalam memahami tuntunan dalam menjalani hidup. Kehidupan manusia modern sekarang ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Yang banyak adalah orang-orang yang rakus yang tidak peduli dengan penderitaan dan kepedihan orang sekitarnya, bahkan tidak peduli dengan alam sekelilingnya. Saat ini sebagian orang memang bergaya hedonis, suka berfoya foya dan hanya memikirkan kepentingan duniawi dan melupakan kehidupan yang abadi, kehidupan akhirat.

“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan- Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al- Hadid: 20)

Yang sangat mencintai kehidupan dunia pasti akan meninggalkannya. Dan begitu pula yang menyadari dunia hanya sebuah persinggahan sementara. Kehidupan dunia tidak ada yang abadi. Nasihat para sufi, dunia ini hanya akan tampak menakjubkan penuh kemegahan di mata orang yang tidak mengetahuinya, layaknya orang memimpikan sesuatu yang membahagiakan. Apa yang ia lihat hanyalah sebuah fantasi, bukan kenyataan. Oleh karenanya, jangan sampai tertipu. Bukankah dunia sering merusak impian para pemujanya?

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...