Rabu, 19 Oktober 2022

Perang Jenderal

 



Kepolisian RI tengah mengalami kondisi yang “huru-hara”. Bermula kasus besar yang menerpa, ditambah lagi dengan peristiwa besar lainnya. Peristiwa Magelang dan Duren Sawit belum tuntas, disusul tragedi Kanjuruhan. Ketika peristiwa Kanjuruhan sedang diselidiki, pengganti Kapolda Jatim yang belum genap dua bulan bertugas justru tersandung kasus narkoba.

Berat betul ujian institusi kepolisian. Usaha memulihkan kepercayaan masyarakat dirasa akan semakin berat karena seolah semua terjadi beruntun. Untuk peristiwa kapolda Jatim, apa ini bukan sebuah perlawanan dari kelompok tertentu dalam institusi kepolisian. Tentu itu hanya imajinasi liar sebagian masyarakat yang tidak memiliki bukti, hanya menduga-duga saja.

Ada genk dalam tubuh polri. Begitu rumor yang berkembang pada saat peristiwa terbunuhnya ajudan di rumah sang jenderal terkuak. Kelompok ini dianggap memiliki pengaruh dan jaringan yang kuat. Bila coba kita hubungkan, mungkin saja pihak-pihak yang kini sedang bertikai saling membalas dan menjatuhkan.

Kita tidak bisa membayangkan betapa “panasnya” intern kepolisian saat ini. Beberapa petinggi yang di pundaknya ada bintang sedang tersandung masalah. Dan seandainya janji pimpinan tertinggi mereka akan bersih-bersih, sudah pasti masih akan bertambah lagi yang terkena ciduk.

Tidak berlebihan bila situasi yang terjadi adalah perang jenderal. Siapa yang memiliki catatan hitam, maka dia harus bersiap-siap menghadapi meja hukum. Tak ada lagi saling menutupi dan saling menyelamatkan.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...