Jumat, 10 Juni 2022

BAHAYA HASAD



Waspadalah dengan penyakit hati “hasad”. Hasad atau dengki adalah menginginkan nikmat yang dimiliki orang lain dan menghendaki nikmat tersebut berpindah kepada dirinya. Hasad berawal dari sikap tidak menerima nikmat yang diberikan Allah kepadanya, karena ia melihat orang lain diberi nikmat yang dianggap lebih besar. Hasad pun bisa timbul bila seseorang menganggap dirinya lebih pantas dan berhak mendapatkan nikmat dibanding orang lain.

Hasad bukanlah penyakit hati yang baru muncul saat ini. Sejak kehidupan manusia ada di dunia ini, penyakit hati ini pun telah bersemayam dalam diri manusia. Dalam Alquran Surat Al Maidah ayat 27, Allah Subhanahu wa ta’ala menceritakan bagaimana akibat dari sifat dengki, iri hati melalui kisah dua anak Adam, yang menurut sebagian ulama bernama Qabil dan Habil.

Di mana salah seorang darinya menyerang yang lain hingga membunuhnya karena benci dan dengki terhadapnya. Disebabkan Allah telah mengaruniakan nikmat kepadanya dan kurbannya diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’ala karena ia melakukannya dengan hati yang tulus ikhlas.

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil):"Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa".

Kita hidup di alam akhir zaman di mana hasad telah mewabah namun banyak yang tidak menyadarinya. Hasad tidak hanya menyerang hati orang awam saja. Seorang ahli ibadah bisa terkena hasad. Bahkan seorang alim yang berilmu tinggi pun tidak pasti luput dari penyakit hasad ini.

Di antara gejala hati yang terkena penyakit hasad ialah; hatinya merasa tak tenang yang disebabkan munculnya rasa tidak nyaman atas kebahagiaan orang lain. Dia tidak suka melihat orang lain bahagia, sebaliknya hatinya senang bila orang lain dalam kesusahan. Bahkan ketika hasad benar-benar menguasai hatinya, seseorang bisa menebar fitnah yang dapat menimbulkan perpecahan dalam keluarga dan ikatan persaudaraan sesama muslim.

Hasad merupakan energi jahat yang tersembunyi dalam diri dan dapat membahayakan manusia. Bahkan bermula dari hasad dapat menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban.

Karena begitu buruknya dampak hati yang terinfeksi penyakit hasad, maka kita harus selalu mawas diri dan segera menghilangkannya ketika bibit hasad mulai tumbuh. Dan yang terpenting senantiasa meminta perlindungan Allah agar terbebas dari hasad. Dan selamat pula dari kejahatan orang yang hatinya hasad.

“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” (Q.S. Al-Falaq: 5) 

Penyakit hasad dapat melebur kebaikan yang telah dikerjakan seorang mukmin. Laksana api yang membakar habis kayu bakar hingga hanya  tersisa abu. Amal baik yang diharapkan mendapat ridha Allah dan kelak mendapat ganjaran pahala bisa terhapus karena hatinya penuh hasad. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah;”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud). 

Maka rugi besar orang yang hatinya digerogoti oleh penyakit hasad. Hidupnya di dunia tidak tenang, jauh dari kebahagiaan. Sementara di akhirat nanti dia lebih menderita karena simpanan amal baiknya berkurang banyak karena memelihara sifat hasud.

Semoaga Allah menyelamatkan kita semua dari sifat hasad dan bahaya yang ditimbulkannya. Menjadikan hati kita selalu bersyukur dengan nikmat-nikmat yang telah Allah karuniakan.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...