Minggu, 14 Maret 2021

Ngunduh Wohing Pakarti



“Hiduplah sesukamu karena sungguh engkau pasti mati. Cintailah siapa pun yang engkau suka karena sungguh kalian pasti berpisah. Berbuatlah sesukamu karena sungguh engkau pasti menemui (balasan) perbuatanmu itu.” [HR al-Baihaqi]


Sebuah hadits yang memberi peringatan kepada kita, bahwa hidup di dunia ini fana, tidak abadi. Hidup di dunia hanya sebuah persinggahan dari perjalanan yang panjang. Dunia bagaikan pelabuhan tempat perhentian sementara saja. Tempat mengumpulkan bekal yang akan ia butuhkan menempuh beratnya perjalanan. Ingatlah, dunia adalah ladang mencari bekal, janganlah mengumpulkan sesuatu yang justru menjadi beban berat dan perjalanan.

Rasa cinta adalah karunia dari Allah. Dunia ini penuh perhiasan yang menarik hati. Sudah menjadi fitrah manusia memiliki kecintaan terhadap perempuan, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan (kendaraan yang baik), binatang-binatang ternak dan sawah ladang (Sesuai Surat Ali Imran ayat 14). Dan memang Itulah kesenangan hidup di dunia. Tapi semua itu tidak akan abadi. Cepat atau lamabat kita pasti akan berpisah dengan sesuatu yang kita cintai. Mereka yang meninggalkan kita, atau kita yang meninggalkan mereka terlebih dahulu.

Dalam hidup kita diberi pilihan, berbuat baik atau memilih yang buruk. Namun semua memiliki konsekuensi dari pilihan (perbuatan) kita. Setiap amal perbuatan kelak akan mendapat balasan yang sesuai. Bila amal baik yang dilakukan, maka kebaikan pula yang diterima, sebaliknya demikian. Tak akan ada yang terlewat dari setiap perbuatan kita. Dari yang kecil hingga yang besar dan dari yang sembunyi-sembunyi hingga yang terang-terangan.

Siapa berbuat baik pasti akan memanen hasil kebaikan. Bakal ngunduh wohing pakarti, artinya jika kita berbuat baik kepada siapa saja, kelak suatu saat kita juga pasti akan mendapatkan pertolongan dari orang lain ketika kita sedang mendapatkan kesulitan, oleh karena itu jangan pernah takut ragu dan bosan untuk menanam kebaikan. Kalaupun balasan perbuatan kita tidak langsung diterima di dunia ini, kelak di akhirat semua pasti akan terbalaskan.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...