Jumat, 27 November 2020

KISAH INSPIRATIF

 



Alkisah, Nabi Isa pernah mengajak murid-muridnya ke sebuah goa. Kemudian beliau berkata, "Masuklah kalian ke dalam gua, nanti ketika sampai di dalam, kalian boleh mengambil sesuatu dari dalam sana. Namun bagi yang tidak mengambil apapun, silakan saja. Dan ingat kamu tidak bisa kembali masuk setelah keluar”. Satu persatu murid nabi Isa masuk ke dalam goa yang dalam dan gelap gulita. Semakin ke dalam suasana semakin gelap tanpa sedikitpun sinar matahari yang mampu menembus goa itu. Karena kondisi yang seperti itu seluruh murid Nabi Isa hanya bisa meraba-raba apa yang ada dalam goa. Tangan-tangan mereka terasa menyentuh tumpukan kerikil yang ada di lantai goa.

Ketika hendak keluar, ada sebagian yang mengambil beberapa butir, satu genggam atau lebih kemudian dimasukkan ke dalam saku. Sementara yang lain tidak membawa sama sekali, pikirnya dalam hati, untuk apa membawa batu kerikil, di luar sana juga banyak kerikil. Dan, ketika sudah sampai di luar, Nabi Isa bertanya, "Bagaimana keadaan di dalam sana?". "Di dalam sangat gelap wahai Nabi Isa" jawab salah satu muridnya. "Kemudian apa yang kalian bawa dari dalam goa, coba perlihatkanlah ke saya?" Satu demi satu murid Nabi Isa mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, dan betapa terkejutnya ketika mengetahui bahwa yang dibawa dari dalam goa adalah butiran permata yang indah,....

Semua murid Nabi Isa merasa menyesal. Yang membawa mutiara dalam jumlah banyak menyesal, mengapa tidak membawa lebih banyak, karena sebenarnya tadi bisa membawa lebih dari yang dia bawa. Bagi yang hanya membawa sedikit sangat menyesal, mengapa cuma membawa sedikit. Apalagi yang tidak membawa sama sekali, amat sangat menyesal.

Kisah tadi sebenarnya menjelaskan gambaran kehidupan di akhirat nanti. Semua akan menyesal tentang amal perbuatannya di dunia. Bahkan orang-orang salih pun menyesal, mengapa waktu di dunia tidak beribadah lebih banyak. Bila pahala sekali sujud sebesar itu, seharusnya dulu memperbanyak sujud waktu di dunia. Bila mengetahui besarnya ganjaran sedekah, mengapa dulu tidak lebih banyak lagi sedekahnya. Apalagi bagi orang yang sedikit amal kebaikannya.

Kesempatan hidup di dunia hanya sekali. Dan kita tidak pernah tahu batasan waktu diberikan Allah. Bisa jadi panjang, dan juga bisa tidak sepanjang harapan kita. Tapi, bukankah sepanjang apapun usia tetap ada batasnya. Banyak kita terlena dengan kesempatan yang diberikan. Merasa masih lama waktu yang tersisa, padahal apa yang terjadi besok pun kita tidak pernah bisa memastikan.

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...