Selasa, 06 Oktober 2020

MELIBATKAN HATI DALAM MENULIS


Menulis itu merangkai kata-kata dan menyusun kalimat. Memang sebenarnya menulis tidak sesederhana itu. Menurut para penulis mapan yang karyanya banyak memikat pembaca, menulis juga harus melibatkan hati. Mengapa kita harus menulis dengan hati?. Karena yang datang dari ketulusan hati pasti akan menyentuh hati. Pada dasarnya setiap jiwa akan tersentuh oleh tulisan penuh penjiwaan. Dan, jika kita hanya mengandalkan kata-kata tanpa melibatkan rasa akan terasa hampa, bagaikan sayur tanpa garam, hambar dan pasti kurang berkesan.

Perjuangan dan pengorbanan penulis untuk menyajikan karyanya jelas tidak bisa dibilang mudah. Sering kali seorang penulis menghabiskan banyak waktunya untuk berusaha bagaimana karya yang akan dilahirkannya diterima oleh pembaca. Dan akan terasa sempurna bila pengorbanan yang telah diberikan menghasilkan tulisan yang mampu membuat semua yang membacanya hanyut dalam arus tulisannya. Dapat membuat seseorang tersenyum saat membacanya, bisa membuat pembaca terharu, mampu mengaduk-aduk emosi pembacanya, atau bahkan menjadikan orang membaca sedih hingga menangis.

Bagi yang sudah membaca novel “Ayat-ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy pasti akan merasakan kisah di dalamnya begitu nyata. Pembaca merasakan seakan-akan menyusuri pojok-pojok kota Kairo padahal belum pernah ke sana, terbawa perasaan dan simpati dengan kisah perjuangan hidup pemuda pencari ilmu yang gigih, ikut merasakan luka saat tokoh utama dalam novel terluka hatinya, dan merasakan bahagia saat rangkaian kata terangkai menjadi sastra yang indah.

Lalu bagaimana kita mampu meniru membuat tulisan yang hidup seperti itu. Tulisan yang mampu menggetarkan emosi pembacanya dan mampu membuat pikiran hanyut. Menurut para penulis mapan jawabannya ternyata sederhana. Meskipun dalam kenyataanya tak segampang itu. Lagi-lagi kita dituntut tetap harus berlatih. Banyak membaca agar kosa kata kita kian bertambah. Menguasai sinonim kata sehingga bisa memilih diksi yang paling tepat untuk menampilkan kesan tertentu. Mampu menulis dengan ekspresi hati dan berdasarkan pengalaman yang dirasa dalam kehidupan yang nyata. Tulisan yang dipengaruhi luapan ekspresi dari hati akan berbeda dengan tulisan dari hasil penuangan gagasan di pikiran. Segala sesuatu yang dikerjakan dari hati akan lebih terasa bermakna. Mungkin satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah membiasakan mengembangkan imajinasi dan mampu melukiskan karakter.

Menulis melibatkan hati adalah menulis dengan totalitas kemampuan dan perasaan. Jika banyak penulis telah melaksanakan aktivitasnya dengan hati, bukan mustahil akan lahir karya-karya besar yang akan menarik banyak pembaca. Penulis yang mampu menelorkan karya indah, akan dikenang karena tulisannya mampu membangun semangat di  jiwa dan mengobati luka hati yang dalam.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...