Selasa, 11 Mei 2021

Menjaga “Semangat Ramadhan” #2

 



Semangat itu bisa turun dan bisa pula naik. Tidak ada yang berjalan stabil dalam jangka waktu yang lama. Sudah pasti dinamika menurun maupun melonjak itu hal yang biasa terjadi. Dan sepertinya ini berlaku dalam semua aspek kehidupan kita, tak terkecuali dalam hal ibadah.

Ramadhan menjadi momentum meningkatkan semua aktivitas ibadah kaum muslimin. Bisa diibaratkan rumadhan bulan ibadah. Semua memiliki semangat yang besar mengisi ramadhan dengan berbagai amalan sunah.

Tugas beratnya adalah menjaga ritme dan irama ibadah tetap terjaga selepas Ramadhan berlalu. Ibadah adalah kebutuhan sepanjang waktu kita. Ibadah tidak mengenal musim dan batasan waktu. Selama masih ada nafas dalam diri kita, selama itu pula kita tetap senantiasa mengabdi sepenuhnya (beribadah) kepada sang Khalik pemilik semesta alam.

Anggap saja seluruh hari adalah Ramadhan. Sehingga kita tetap memiliki semangat yang besar mengisinya dengan amalan ibadah. Karena memang hakikatnya tidak ada beda antara Ramadhan dengan waktu yang lainnya. Waktu yang diberikan pada kita adalah ladang amal seluruhnya. Selayaknya selagi diberi kesempatan waktu, kita bisa mengisinya dengan menanam kebajikan.

Detik-detik yang dirangkai, semakin lama semakin membawa kita pada titik akhir yaang pasti. Sekecil apapun kebaikan yang kita kerjakan, akan menjadi tabungan yang kelak menjadi harapan kebahagiaan yang abadi. Jadi, jaga semangat Ramadhan, dan abadikan dalam keseluruhan hari yang kita jalani.

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...