Sabtu, 17 Oktober 2020

FNAB

 


Senin, 12 Oktober 2020, sekitar pukul 19.00 kami mengantar orang tua (ayah) untuk periksa ke dokter. Ada benjolan di tubuh bila dipegang katanya terasa sakit. Pada pemeriksaan pertama sebenarnya sudah dianjurkan untuk langsung ke RSUD Tulungagung untuk tindakan bedah. Namun mengingat kondisi kesehatan sedang kurang baik, akhirnya diputuskan untuk menunda. Sembari menunda, kami berinisiatif memeriksakan ayah ke tempat lain. Berharap, ada hasil atau alternatif yang lain selain operasi. Rupanya beliau juga cemas bila harus melakukan operasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya rupanya sama. Harus segera melakukan tindakan pembedahan.

Sebenarnya yang paling mengejutkan, ketika dokter mengatakan bila melakukan operasi, kategori operasinya adalah “Operasi Besar”. Namun dokter meminta jangan sampai memberitahukan perihal ini kepada pasien (ayah kami). Karena itu pasti akan menambah beban pikiran beliau. Dan, untuk memastikan hasil diagnosanya, kami disarankan periksa ke lab untuk melakukan FNAB terlebih dahulu.

Malam itu juga dengan membawa surat pengantar kami menuju ke Laboratorium Klinik ULTRA MEDIKA Tulungagung. Namun karena dokter pemeriksa sedang tidak bertugas, kami hanya diregistrasi saja. Untuk pemeriksaan akan dijadwalkan dan dihubungi lagi. Dalam masa menunggu pemeriksaan kami harap-harap cemas. Dan sebenarnya juga belum memahami apa itu FNAB dan bagaimana prosesnya. Informasi awal hanya disuntik bagian yang bengkak kemudian diambil sampel cairannya.

Selasa, 13 Oktober 2020. Sesuai jadwal yang dierima, ayah kami harus melakukan FNAB. Baru tahu yang sebenarnya apa itu FNAB, karena saya mendampingi beliau di ruang tindakan. Fine Needle Aspirasi Biopsi (FNAB) atau aspirasi jarum halus adalah pemeriksaan langsung pada benjolan penderita (yang diduga) tumor menggunakan jarum kecil, mulai ukuran 23 sampai dengan 27 tergantung pada ukuran, lokasi serta sifat tumor. Kelebihan dari pemeriksaan FNAB adalah cepat (selesai dalam 1 hari), tidak perlu puasa sehingga bisa dilakukan kapan saja, tidak terlalu sakit, dan bisa memberikan diagnosa yang akurat untuk penanganan lanjutan.

Setelah menunggu hasil pemeriksaan hampir satu  jam, rupanya belum keluar juga. Akhirnya kami meninggalkan sebelum hasil FNAB keluar. Keesokan harinya hasil pemeriksaan  baru saya ambil. Rasanya berat hendak membuka amplop biru hasil FNAB ayah kami. Karena, bila benjolan tesebut memang berbahaya, tidak ada pilihan lain selain operasi (pembedahan). Mengingat usia yang sudah sepuh, rasanya tidak tega bila beliau harus melakukan operasi besar.

Sudah dua hari hasil FNAB saya simpan, namun belum berani membuka. Sengaja saya tidak memberitahu keluarga bila hasilnya sudah saya ambil. Beberapa hari hanya berdoa yang lebih banyak dari hari-hari biasa. Mungkin hanya itu yang bisa saya lakukan. Berharap hasil yang terbaik. Memohon dengan kesungguhan hati, semoga Allah memberikan pertolongan. Jumat 16 Oktober 2020. Selepas shalat Isya, saya putuskan untuk membuka hasil FNAB ayah kami. Alhamdulillah…, ada keterangan yang menyatakan benjolan tersebut adalah infeksi. Tidak ditemukan sel ganas. Terasa lega, bersyukur sedalamnya atas karunia-Nya. Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan pertolongan-Nya, Yang Mahakuasa dan Maha Penyayang…..

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...