Kamis, 01 Oktober 2020

Trial and Error


Suatu saat Steve Jobs, Pendiri Apple Computer dalam sebuah wawancara mengatakan apa rahasia kesuksesan perusahaannya, “Kami merekrut orang-orang yaang sangat kompeten, lalu kami ciptakan suatu lingkungan yang mereka boleh berbuat kesalahan di tempat itu, dan mereka mampu berkembang dari kesalahannya”. Ini adalah kunci kesuksesan perusahaan berbasis komputer yang lambangnya ”Apel Kecokot” (biten apple) yang berdiri sejak tahun 1976.

Tidak takut untuk berbuat salah, tetapi juga berani belajar dari kesalahan, sehingga tidak membuat kesalahan yang sama ke depannya. Untuk menjadi sukses, pasti pernah melewati beberapa experience dan pasti pernah melakukan kesalahan. Tapi kesalahan tidak menjadikan mereka berhenti untuk mencoba dan berusaha.

Semua itu adalah prinsip yang sifatnya umum. Dalam segala bidang memiliki keserupaan. Belajar menulis pun kaidahnya demikian. Belajar menulis tidak perlu takut salah. Umumnya penghalang dalam menulis adalah kemauan menyajikan sesuatu yang sempurna dan takut ada kesalahan dalam tulisannya. Kita biasa menyebut sebagai “perfeksionis”. Dia menghendaki apa yang ditulis sesuatu yang bermutu dan benar-benar penting. Sang perfeksionis biasanya enggan menulis perkara remeh seperti kegiatan sehari-hari yang mungkin kesannya terlalu biasa.

Sebenarnya pandangan ini bagus-bagus saja. Namun menjadi sesuatu yang sia-sia bila dia menginginkan hasil yang sempurna sementara dia tidak segera memulai dari hal yang sederhana. Hasil yang luar biasa tetap dicapai dari hal biasa terlebih dahulu. Sudah banyak model orang yang berbuat kesalahan dalam proses belajar, namun akhirnya mampu meraih hasil gemilang karena bisa mengambil pelajaran dari semua kesalahan yang dia lakukan.

Rasa kurang percaya diri dan takut kita acapkali mengalahkan keberanian kita untuk mencoba sesuatu yang baru atau bahkan mengambil peluang yang ada. Padahal lebih baik berani mencoba walau belum berhasil, daripada tidak berbuat sama sekali. Yang membedakan hanya keberanian kita untuk mencoba dan tidak menyerah mesti gagal. Seandainya J.K Rowling, penulis terkenal Harry Potter tidak mencoba berulang-kali mengirim naskahnya meski ditolak sejumlah penerbit, maka ia tidak akan dinobatkan sebagai penulis pertama yang menjadi seorang miliarder Tahun 2004.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...