Kamis, 18 Agustus 2022

Panjat Pinang, Apa Perlu…

 



Suasana peringatan HUT RI di kampung-kampung pasti selalu meriah. Ada saja perlombaan hiburan yang ditampilkan. Seakan sudah menjadi lagu wajib bila perayaan Agustusan selalu ada lomba makan kerupuk, balap karung dan panjat pinang.

Memang semua perlombaan tersebut hanya lucu-lucuan dan jauh dari permainan yang serius. Intinya hanya menciptakan suasana yang meriah dan gembira atas hari kemerdekaan yang sedang diperingati. Hadiah yang diterima juga bukan hadiah sungguhan. Karena biasanya cuma makanan ringan yang dikemas seperti kado.

Dari sekian perlombaan panjat pinang menjadi lomba yang paling populer. Meski sekarang pinang sudah sangat langka, tidak kurang ide untuk menjadikan batang pisang atau bambu ori sebagai penggantinya.

Namun bila kita telusuri sejarah panjat pinang, sepertinya perlombaan ini memang tidak perlu lagi dilaksanakan. Konon katanya panjat pinang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Dulu panjat pinang diikuti oleh orang pribumi dengan hadiah bahan makanan. Sedangkan para kolonial Belanda asyik menonton sambil minum teh dan makan roti di teras mereka.

Mereka menjadikan panjat pinang sebagai hiburan dan bahan menertawakan orang-orang tertindas yang sedang berjuang mati-matian mendapatkan bahan makanan. Atau lebih tepatnya panjat pinang adalah permainan yang sebenarnya bentuk penghinaan terhadap pribumi.

Panjat pinang era dulu memang sudah beda dengan saat ini. Tapi bila memang sejarahnya seperti itu, alangkah baiknya ditinggalkan dan diganti dengan jenis permainan yang lain. Bukankah kita sudah merdeka dan berdaulat, lalu mengapa kita melestarikan peninggalan penjajah yang sudah pergi dan terusir dari tanah kita.

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...