Rabu, 17 Februari 2021

LA TAHZAN…



Ketika peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah. Beliau bersama sahabat Abu Bakar Assidiq sempat singgah di Goa Hira’ untuk mengelabuhi kejaran kaum kafir Quraisy. Dalam persembunyian di Goa Hira’ inilah terjadi sebuah peristiwa penting yang abadi dikenal dalam sejarah. Ketika orang-orang kafir sudah sampai di sekitar goa, Abu Bakar sempat khawatir dengan keselamatan Nabi. Kemudian Nabi dengan tenang bersabda pada sahabat terkemukanya, La tahzan innallaha ma’ana (Jangan takut, sesungguhnya Allah beserta kita). Di sinilah terjadi mukjizat yang dianugerahkan oleh Allah kepada Nabi-Nya. Abu Bakar seketika memperoleh ketenangan hati. Dan akhirnya para pengejar itu kembali, padahal jarak antara mereka tinggal beberapa langkah kaki saja.

Kita bisa mengambil ibrah dari peristiwa yang sangat mashur, peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke kota Madinah. Khususnya peristiwa dalam Goa Hira’ ketika situasi benar-benar dalam keadaan kritis. Sahabat Abu Bakar sadar betul, bila sampai mereka tertangkap maka masa depan dakwah Islam akanbenar-benar berakhir.

Pelajaran utamanya adalah tentang ikhtiar dan tawakkal. Nabi dan Abu Bakar bersembunyi di dalam goa adalah bagian dari ikhtiar hamba. Tentu Nabi Muhammad sebagai kekasih Allah bisa saja meminta perlindungan dari Allah tanpa harus lari dan bersembunyi. Dan Allah pasti akan melindunginya. Namun Rasulullah menunjukkan kepada umatnya, bahwa sebagai hamba kita wajib berusaha sekuat mungkin. Nabi tidak mengajarkan jalan pintas dengan langsung pasrah dan menyerahkan seluruh urusannya kepada Allah, tanpa mau berikhtiar sesuai kemampuannya.

Ikhtiar hanyalah sebuah kewajiban. Dan ketika semua benar-benar berada di luar kemampuan kita, barulah tawakkal atas semua takdir yang telah digariskan oleh Allah. Secara nalar seharusnya orang-orang kafir pada peristiwa Goa Hira dapat menemukan Nabi Muhammad dan Abu Bakar, namun Allah menghendaki keselamatan hambanya yang mulia.

Dalam situasi sekarang ini (situasi krisis pandemi), mungkin sebagian saudara kita benar-benar berada dalam situasi yang “terjepit”. Ibaratnya sudah terpojok seperti dalam kisah Nabi dan Abu Bakar dalam Goa Hira’. Tidak ada lagi jalan untuk menghindar dan lari dari bahaya. Sepertinya sudah waktunya berkata kepada diri kita, keluarga kita dan seluruh saudara tercinta, “Jangan takut, jangan bersedih sesungguhnya Allah beserta kita. Pasti akan ada jalan pertolongan Allah kepada kita…[ ].

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...