Sabtu, 09 Juli 2022

Memberi Tapi Jangan Melukai



Berbagi kebahagiaan dengan memberi merupakan tindakan yang mulia. Mereka yang memiliki kelebihan harta bisa meringankan beban saudaranya. Dengan memberi maknanya itu membuktikan diri bahwa dia masih peduli. Penderitaan orang lain dianggap bagian dari kesusahan dirinya, dan kebahagiaan orang lain seperti bagian dari kebahagiaan dirinya sendiri.

Memang cukup marak saat ini, banyak orang memberi tapi dilakukan dengan tujuan membuat konten di media sosialnya, entah itu channel Youtube, Instagram, FB ataupun yang lainnya. Benar mereka memberi, tapi terkadang itu seperti bentuk mengeskploitasi kemiskinan. Tak lebih apa yang dilakukan semacam pamer kemiskinan dan penderitaan orang lain.

Ada orang yang sebenarnya membutuhkan bantuan tapi mereka malu meminta-minta. Walaupun dalam kondisi yang sulit mereka masih memiliki kehormatan untuk tidak mengharap belas kasihan orang lain. Wajar bila ada orang yang hendak dibantu menolak bila harus dipublikasi. Mereka tentu risih dan malu menerima bantuan sementara cerita hidupnya harus dipublikasi secara luas. Siapa yang bangga, menjadi contoh orang yang hidupnya susah.

Tentu ada maksud dari setiap perbuatan yang dikerjakan. Membantu demi sebuah konten pada dasarnya juga menguntungkan orang yang memberi bantuan. Mereka akan panen pujian, dianggap dermawan, viewer dan followernya menjadi banyak dan pada akhirnya ia akan mendapatkan materi.

Meski termasuk perbuatan yang mulia memberi juga harus dengan cara yang beretika. Sangat disayangkan bila memberi tapi di sisi lain juga mempermalukan orang yang diberi. Mereka yang hidup dalam kesusahan juga memiliki kehormatan. Tidak sepantasnya membantu tapi sekaligus merendahkan martabat orang yang menerima pemberian.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...