Rabu, 25 Mei 2022

Bukan Dilarang, Tapi Harus Dibatasi



Sudah tiba masanya. Anak usia tiga empat tahun sudah bisa menggunakan ponsel untuk bermain. Padahal orang tuanya tidak pernah mengajarkan bagaimana cara memakai ponsel. Seakan sudah menjadi insting. Dengan cepat anak-anak kecil sekarang mampu mengoperasikan perangkat komunkasi orang tuanya tersebut. Bahkan ada kecenderungan anak kecil lebih cepat memahami fitur yang ada di ponsel daripada orang tuanya.

Reaksi orang tua terhadap anaknya yang bermain ponsel ternyata bermacam-macam. Ada yang cuek saja ketika anaknya tidak bisa lepas dengan HP-nya. Sementara juga ada orang tua yang khawatir ketika melihat anaknya mulai memiliki ketergantungan dengan gadget.

Sebenarnya kita bisa menyiasati agar anak tidak memiliki ketergantungan dengan gadget. Yang tepat bukan melarang sama sekali menggunakan ponsel, karena itu hal yang tidak mungkin. Tapi membatasi penggunaan ponsel dengan tetap melakukan pengawasan. Dengan pembatasan dan pengawasan orang tua, anak akan memiliki ruang kebebasan tapi tetap bertanggungjawab.

Seperti apa yang disampaikan seorang teman, bagaimana ia membuat aturan penggunaan ponsel bagi anaknya yang masih berusia lima tahun. Main HP diizinkan hanya setelah maghrib sampai jam sembilan malam. Dengan persuasi dan pengawasan yang baik ternyata anaknya bisa memahami dan mematuhi aturan yang diterapkan oleh ibunya.

Kalau kita analogikan ponsel itu seperti sebuah pisau. Banyak fungsi dan manfaat yang bisa kita proleh dari penggunaan pisau. Tapi bila tidak hati-hati, pisau juga bisa melukai penggunanya. Sebagaimana ponsel yang sekarang menjadi alat multifungsi. Bila disalahgunakan bisa berakibat yang buruk, terutama bagi anak.

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...