Senin, 04 Oktober 2021

MEMILIH BAHAGIA



“Kalau tidak merasakan kegembiraan, untuk apa kita hidup?”. Bahwa ada banyak hal dalam hidup yang kita jalani ini justru lebih banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Shalat dan Puasa misalnya, secara naluriah kita ini tidak suka shalat dan berpuasa, namun karena kita memahami bahwa shalat dan puasa itu adalah ungkapan syukur kita kepada Allah, maka kita menemukan presisi bahwa karena kita cinta kepada Allah, kita ikhlas untuk shalat dan berpuasa. Begitu nasihat Cak Nun.

Seorang motivator juga mengatakan; “Bergembiralah tanpa suatu alasan, seperti anak kecil. Jika Anda gembira karena suatu alasan, Anda berada dalam kesulitan, karena alasan itu bisa diambil dari Anda”.

Tidak mudah memang. Dalam hidup ini kita banyak mengalami masalah yang berat. Satu masalah belum rampung, urusan lain sudah menunggu diselesaikan. Bagai bertumpuk-tumpuk sulit diuraikan. Apakah bisa bahagia sementara kenyataannya yang kita alami serumit itu.

Bahagia itu pilihan, bersedih pun demikian. Memilih bahagia tidak berarti lari dari segala permasalahn hidup yang membelit kita. Namun hanya memanggap semua permasalahan tadi adalah bagian yang melekat dari kehidupan kita. Karena bila kita bahagia bila menunggu masalah tadi hilang, kapan itu masanya?.

Sudahlah, apapun yang kita hadapi tetaplah bahagia. Hidup ini anugerah-Nya. Kelak seandainya kita ditanya oleh Allah. “Mengapa ketika di dunia kamu selalu bersedih?. Apakah kamu tidak ridha dengan semua ketetapan-Ku?”. Kira-kira harus kita jawab bagaimana…

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...