Jumat, 14 Januari 2022

GARIS NASIB



Hidup ini penuh rahasia yang tidak bisa dicerna dengan kemampuan akal kita yang terbatas. Misalnya, bila ada yang mengatakan kunci meraih kemakmuran (kekayaan) adalah dengan kerja keras, mungkin memang benar tapi bukan kebenaran yang mutlak. Nyatanya ada banyak yang bekerja keras seumur hidupnya tapi tidak juga menjadi kaya.

Bila ada yang berkata belajar yang giat adalah jalan meraih kepandaian, itu juga benar tapi tidak menjadi jaminan orang giat belajar pasti pandai. Nyatanya banyak yang telah berusaha dengan sekuat tenaga belajar tetap saja ia tidak bisa pandai.

Ada kuasa Allah yang mengatur dan menentukan hasil apa yang kita usahakan. Kita hanyalah hamba lemah yang tidak bisa memilih kaya dan menghindari miskin dan memastikan menjadi pandai serta menolak kebodohan. Karena kita terlahir ke dunia juga tidak bisa memilih, tapi sudah dipilihkan jalan dan tinggal menjalaninya.

Allah telah menentukan dan mengatur segalanya. Bukankah Allah memberi kelebihan dan kekurangan. Ada yang dikaruniai kemampuan kecerdasan akal, sementara yang lain tidak. Ada yang diberi kekuatan fisiknya, sementara ada pula yang terlahir dengan keterbatasan tubuhnya, tidak sempurna seperti lainnya. Dan ilmu kita tidak bisa menjangkau keadilan Allah terhadap hamba-Nya yang seperti itu.

Memang berusaha dan berjuang dalam hidup ini adalah kewajiban. Tapi kita tidak boleh lupa bahwa ada “garis nasib” yang telah ditulis Allah sejak zaman azali. Bila kita menyadari semua ini, kita tidak akan pernah terlalu bangga dan lupa diri bila meraih kesuksesan dalam hidup. Tidak pula putus harapan bila banyak ujian yang harus dihadapi dalam hidup di dunia ini.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...