Rabu, 23 September 2020

MIMPI DALAM MENULIS


Apa sebenarnya tujuan dalam menulis? Kira-kira sekadar menulis saja atau memiliki mimpi yang kelak ingin dicapai. Mungkin menulis karena ingin diingat dalam sejarah, menulis karena tujuan dakwah, memperjuangkan kebaikan, menulis guna memberikan jalan keluar dari permasahan atau tujuan lainnya. Memiliki mimpi yang ingin dicapai kiranya sebuah keharusan. Dan, tidak perlu takut bermimpi, kalau untuk mimpi saja kita takut, kemalangan apa yang lebih dari hal itu. Sebagai pemula yang baru intens di dunia mengukir kata, alangkah baiknya kita memiliki tujuan yang jelas. Sehingga menulis bukan aktivitas sederhana tanpa makna. Menulis bukan hanya sekadar hobi, bukan semata mengisi waktu luang atau bukan sekadar mengikuti tren menulis. Tidak semata-mata ikut saja. Menulis harus memiliki tujuan mulia. Atau mungkin istilah kerennya menulis harus memiliki visi yang jelas.

Misalnya, yang ingin saya capai untuk waktu mendatang, tulisan-tulisan saya di blog banyak dibaca oleh berbagai kalangan dan memiliki nilai manfaat bagi orang dalam menjalani kehidupannya. Karya yang saya buat mampu menumbuhkan semangat dan memberi inspirasi kepada banyak pembaca. Mampu menerbitkan banyak buku yang bermutu. Sekali lagi, mimpi boleh saja kan?.

Saya menyukai artikel tentang inspirasi dan motivasi, serta hal-hal yang menumbuhkan motivasi. Lebih suka menulis nonfiksi. Namun, tidak berarti saya tidak menyukai karya-karya bergenre fiksi. Saya juga memiliki ketertarikan gagasan-gagasan mulia, ilmu tentang agama, kisah-kisah penuh hikmah dan ingin sekali memiliki andil dalam menyebarluaskan ide-ide kebaikan tersebut kepada masyarakat lewat media tulisan. Dengan memiliki visi, menulis menjadi lebih terarah. Akan ada semangat belajar untuk menguasai keahlian di tulisan tertentu. Jadi ada konsentrasi dalam menekuni dunia menulis, dengan demikian tulisannya semakin hari semakin bermakna.

Tidak ada salahnya bila kita mengikuti gagasan ini. Dengan bangga kita akan berbicara pada diri sendiri, saya adalah penulis pembangun yang memiliki tujuan dan maksud yang jelas dalam menulis. Ini bukanlah hal yang naif. Berpikir besar menjadikan kita bertindak lebih terencana dan tidak asal-asalan. Kita mesti berpikir menulis itu penting dan kita pentingkan dalam kehidupan. Apa yang kita kerjakan bukan sekadar konsep kosong namun memiliki harapan dan impian besar.

Dalam mewujudkan visi (mimpi) menulis tersebut, maka kita pasti akan memiliki upaya-upaya serius untuk mewujudkannya. Ada dorongan untuk terus latihan menulis secara teratur. Dan memang itu yang paling elementer. Simpel saja, mengasah kemampuan menulis tentu dengan membiasakan terus menulis. Itu sudah cukup, sederhana namun akan mencapai sasaran. Hal lain yang tak boleh dilupakan, menulis sebenarnya juga berarti pula selalu membuka wawasan, banyak mengamati, banyak mendengar dan banyak membuat analisa.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...