Kamis, 02 Desember 2021

TRADISI MENULIS



Sore ini rak buku di rumah tambah satu lagi penghuninya. “Melangitkan Doa Membumikan Dalam Kerja”, Syarah Renungan Transformatif Rektor UIN SATU Tulungagung. Sebuah karya kolaborasi penulis-penulis hebat. Buku yang merupakan sekuel dari karya sebelumnya, “Menggali Spiritualitas Ramadhan, Syarah Renungan Rektor UIN SATU Tulungagung”, yang telah terbit pada tahun 2020.

Merasa beruntung karena punya kesempatan untuk menyelami khazanah ilmu dari karya para pemikir dan “pembesar” UIN SATU Tulungagung. Terlebih saya mendapatkan kedua buku langsung dari penulisnya Prof.Dr.Abad Badruzaman, Lc., M.Ag.

Buku “Melangitkan Doa Membumikan Dalam Kerja”, menjadi tanda jika tradisi menulis di UIN SATU Tulungagung terus tumbuh dan berkembang. Sebuah keteladanan yang luar biasa karena budaya menulis telah dimulai dari pucuk pimpinan. Tidak salah bila UIN SATU merupakan “Kampus Dakwah dan Peradaban” karena terbukti telah memiliki tradisi ilmiah dengan mengembangkan budaya menulis.

Karya tulis (buku) sama pentingnya dengan peninggalan sejarah lainnya. Bahkan sering sebuah pemikiran yang telah diabadikan dalam catatan akan bertahan lebih lama dari bangunan yang berdiri kokoh. Apa yang dibangun dengan material akan terkikis usia sehingga perlahan tapi pasti akan runtuh.

Tradisi menulis akan melahirkan peradaban dan budaya keilmuan. Akan terus ada dialektika sepanjang zaman dari gagasan yang telah menjadi warisan. Kita tentu boleh “bermimpi” budaya menulis tidak hanya merekah di dunia kampus. Tidak berhenti dalam ruang yang sempit tapi akan terus meluas.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...