Kamis, 25 Maret 2021

KEPERGIAN PEJUANG SUNYI



Sebuah video kiriman teman membuat hati saya tersentak dan merenung. Seorang yang lumpuh belasan tahun menjadi inspirasi banyak orang. Bagaimana tidak, seluruh tubuhnya tidak bisa digerakkan, praktis hanya satu jari saja yang masih bisa bergerak. Namun, ia mampu menullis beberapa buah buku dengan bantuan ponsel yang didesain khusus.

Dialah Irfan penulis dari Sri Lanka yang kini sudah pergi untuk selamanya. Sosok penulis, pejuang sunyi yang pantas menjadi sumber inspirasi. Dia berusaha menjadi sebaik-baik manusia, menjadi berguna di mata orang lain. Ketika ia menyadari bahwa setiap hari, jam, menit dan detik dari umurnya akan kita pertanggungjawabkan. Maka ia tak mau melewatkan sisa umurnya untuk menangisi nasib hidup yang diterima.

Lalu apa kekurangan kita?. Tubuh kita lengkap dan sehat, pikiran kita juga jernih , tapi kita kalah produktif dengan orang lemah tadi. Di saat fisik dalam kondisi rapuh dia masih mampu memberi sinar semangat bagi orang lain. Di saat tubuhnya tanpa daya, dia tetap membawa kecerahan bagi sesama. Di kala tak satu katapun bisa dia ucapkan, dia mampu menebar kebaikan dan pesan indah kedamaian.

Penulis akan datang dan pergi. Namun apa yang ditulis akan menjadi kekayaan ilmu, sastra dan budaya. Mari terus menulis sebagai bentuk syukur kita. Siapa bilang menulis itu sulit. Bukankah menulis adalah pelajaran dasar kita semua.

Yang benar, menulis itu mudah tapi membiasakan menulis itu sulit. Dan, yang sulit adalah menumbuhkan kemauan dan memulainya. Pengalamanmu, kisahmu dan khazanah pengetahuanmu memiliki hak untuk kau sampaikan.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...