Minggu, 22 Agustus 2021

Patah Tumbuh Hilang Berganti



Tak ada yang abadi di dunia ini. Semua akan menuju titik paling akhir dalam perjalanannya. Begitu pula prestasi atlet dalam dunia olah raga. Usia keemasan seorang atlet hanya singkat. Ketika memasuki usia tiga puluh tahun, prestasi biasanya akan meredup sebelum kemudian ia akan berhenti dari dunia olah raga.

Bagi penggemar olah raga khususnya tinju, hari ini disuguhkan pertandingan tinju profesional antara Manny Pacquiao melawan Yordenis Ugas. Manny Pacquiao, nama yang tidak asing bagi penggemar tinju dunia. Petinju Filipina ini adalah petinju yang banyak menorehkan prestasi. Pada tahun 2011 tercatat dalam Buku Rekor Dunia Guinness sebagai petinju yang memenangi gelar juara dunia di 8 kelas dalam 10 badan tinju yang berbeda.

Pacquiao adalah satu-satunya petinju yang mampu mengoleksi gelar juara di 8 kelas berbeda. Gelar juara tinju dunia yang pernah dikuasai Pacquiao adalah: kelas terbang (50,8 kg), kelas bantam super/bulu junior (55,3 kg), kelas bulu (57,1 kg), kelas bulu super/ringan junior (58,9 kg), kelas ringan (61,2 kg), kelas ringan super/welter junior (63,5 kg), kelas welter (66,6 kg), dan kelas welter super/menengah junior (69,8 kg).

Lalu apa hasil pertandingan tadi pagi?. Pacquiao kalah angka mutlak dari lawannya. Du usianya yang sudah 42 tahun sepertinya banyak hal yang telah menurun bila dibandingkan dengan satu dasawarsa yang lalu. Tak ada orang yang bisa mengalahkan usia, ketika seseorang telah menua semua akan berubah.

Tak peduli berapa banyak gelar yang telah diraih, kini saatnya Pacquiao harus bersiap-siap untuk mengakhiri karir tinju profesionalnya. Patah Tumbuh Hilang Berganti, yang tua harus segera minggir dan memberi kesempatan pada generasi muda.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...