Minggu, 07 Februari 2021

DIALOG DENGAN DIRI SENDIRI



Self Talk atau dialog dengan diri sendiri memiliki peran yang positif dalam refleksi diri. Istilah orang Jawa “Graito”. Ini sebuah lelaku yang memiliki tujuan, mengangan-angan secara mendalam (jeru), bertanya pada nurani dan mencari jalan yang paling bijak. Dengan dialog dengan diri sendiri diharapkan selalu ada perbaikan setiap langkah dan perbuatan kita.

Mungkin ini berdasar pengalaman pribadi selama ini. Banyak tindak-tanduk yang kita lakukan secara sadar atau tidak, banyak keliru dan salahnya. Memang sebagai manusia biasa kita tak akan pernah lepas dari salah dan lupa, itu sudah menjadi kodrat. Tak peduli sepandai apapun dia, setinggi mungkin pendidikannya atau “sundul langit” ilmunya tak akan menjamin perilakunya selalu benar.

Seperti hari ini, saya sedang sedang mencoba “graito” tentang menulis. Kalau diibaratkan dengan sebuah jalan, menulis saya ibaratkan dengan jalan yang sunyi. Menulis membutuhkan keheningan, kejelian dan kesabaran. Seorang penulis harus berlatih sangat keras untuk menguasai dan mulai menikmati “jalan sunyi”. Sayangnya, setiap penulis mampu melaluinya.

Menulis lebih bersifat urusan nilai, bukan materi. Seorang penulis yang sangat produktif dalam bukunya menulis pesan kepada para penulis perintis (pemula), “Menjadi penulis harus siap miskin”. Maksudnya, menulis jangan pernah meniatkan untuk mencari penghasilan semata. Sedangkan penulis-penulis besar yang mendapat limpahan materi dari karya tulisanya, itu merupakan kompensasi wajar dari perjuangan panjangnya. Dan bukan tujuan awal dari jalan hidupnya yang memilih menjadi penulis.

Akhirnya harus saya tutup graito tentang menulis malam ini, “Menulis itu sebuah pilihan”. Tentu semua bebas memilih antara “menulis” atau “tidak menulis”. Bagi yang memilih menulis dia senang dan menikmati kegitan menulis. Terbuka dengan gagasan yang ada dalam pikirannya, berbagi kisah dan pengalaman hidupnya kepada sesama. Namun bagi yang memilih tidak menulis pun memiliki landasan sendiri. Tidak menulis karena lebih suka membaca. Tidak menulis karena memiliki kecapakapan berbicara, lebih tertarik dengan dunia publik speaking.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...