Sabtu, 21 November 2020

MENJAGA SEMANGAT



Sering kita mendengar semboyan, maju terus pantang mundur. Jangan surut ke belakang, sekali melangkah harus terus melangkah. Namun adakalanya selangkah mundur ke belakang untuk mencapai loncatan yang lebih jauh juga diperlukan. Mundur bukan untuk berhenti atau menyerah, tapi mundur hanya sebuah strategi.

Mendiang Muhammad Ali pernah berkata, “Saya benci setiap menit latihan, namun saya berkata, ‘Jangan menyerah’. Menderitalah duhulu, lalu jalani hidup Anda sebagai seorang juara.” Dunia mengenal Muhammad Ali, petinju Muslim Amerika Serikat yang mulai berlatih tinju pada usia 12 tahun. Dan di usia 22 tahun, ia telah meraih juara pada Heavyweight World Championship dari Sonny Liston. Namanya di dunia tinju sampai saat ini dikenang sebagai petinju besar, seorang legenda yang diakui kehebatannya.

Begitulah rupa dan rumus kehidupan. Setiap pencapaian tinggi selalu diperoleh dengan usaha dan latihan yang berat. Sepertinya tidak ada juara yang lahir secara kebetulan, karena pemenang membutuhkan proses. Seandainya rasa sakit dan beratnya latihan memupuskan semangat, Muhammad Ali tidak akan pernah di kenang sampai saat ini. Terus, mau menempuh jalan yang manakah kita? Jalan berat yang melelahkan namun diujung sana ada kebahagiaan besar, atau jalan penuh kesenangan dan hiburan namun berakhir dengan rasa sesal.

Manusiawi bila kita  lelah, kita kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas kita. Tidak ada orang yang tidak merasa lelah, bosan, malas dan sifat sejenis itu. Bedanya, beberapa orang cepat mengatasinya dan kembali tumbuh semangat dalam jiwanya. Sementara yang lain larut dalam keterpurukan, menurutkan kemalasan. Atau bahkan secara tidak sadar nyaman dan  menikmatinya.

Hidup ini adalah pilihan, meski tidak semuanya dapat kita pilih sesuai keinginan kita. Jalan yang kita pilih hari ini sepenuhnya akan kita pertanggungjawabkan. Pada masanya semua akan tahu, akhir jalan yang ditempuh. Apakah membawa kebahagiaan atau membawa kesengsaraan. Dan harus diingat, kita tidak bisa kembali. Karena setiap detik, menit, jam….. segala peredarannya tidak akan pernah bisa diputar ulang.

"Surga itu diliputi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan neraka itu diliputi hal-hal yang menyenangkan." (Al-Hadits).

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...