Sabtu, 26 Juni 2021

Sugesti #2



 

Pikiran buruk yang terus diproduksi dalam diri bisa menjelma menjadi musuh. Bisa jadi di masa pandemi ini banyak orang yang sakit bukan karena terpapar virus. Tapi karena rasa takut yang berlebihan. Kemudian rasa takutnya menjadi sugesti dalam dirinya. Tentunya dapat kita sarikan bahwa pola pikir dalam bahasa agama adalah dzon atau prasangka. Oleh karena itu hendaknya mengedepankan husnudzon atau prasangka yang baik. Mindset atau pola pikir akan menentukan cara kita menyikapi persoalan.

Dalam salah satu hadits Qudsi (Ana ‘Inda Dzonni Abdi bi…) “Sesungguhnya Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hambaKu…”. Dengan prasangka baik maka banyak hal atau kejadian tidak mengenakkan akan menjadi baik.

Bukankah semua kejadian itu ada hikmah di baliknya, namun karena keterbatasa kita sebagai manusia, kita alpa untuk memahaminya. Mungkin saja kita menyebutnya musibah, padahal ada anugerah di dalamnya. Dengan selalu berusaha berpikir yang baik, kita menjadi hamba yang tidak mudah mengeluh dengan semua kejadian yang kita alami. Entah itu sesuatu yang menggembirakan atau menyedihkan.

Semua berangkat dari pola pikir kita. Ia menjadi panglima yang mengendalikan seluruh elemen jasmani dan ruhani kita. Tidak sedikit orang yang badannya rapuh karena pola pikirnya yang rapuh terlebih dahulu. Faktanya, faktor internal dalam diri akan lebih memberi pengaruh bila dibandingkan dengan faktor dari luar.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...