Minggu, 12 Juli 2020

Cita-Cita Bergabung di Grup “Ma’arif Menulis”

Galangan kalah karo golongan”, begitu dahulu orang tua kalau menasehati kami ketika masih kecil. Dulu kami kurang mengetahui maksudnya, begitu memasuki usia remaja kami baru bisa sedikit memahami maksud dari nasihat orang tua kami. Bakat anak atau potensi yang bagus bisa hilang, atau setidaknya tidak bisa tumbuh berkembang karena tidak berada di komunitas yang tepat. Anak yang cerdas yang memiliki karakter bagus bisa rusak bila teman-teman pergaulannya setiap hari adalah anak-anak yang tidak terdidik dan berperilaku yang buruk. Ibarat biji tanaman yang bagus namun ditanam di tanah yang gersang, tentu tidak bisa diharap akan tumbuh menjadi tanaman yang subur.         

Masuk grup “Ma’arif Menulis” adalah kesempatan yang istimewa. Tentunya tidak semua orang punya kesempatan yang sama bisa mendapat bimbingan menulis. Grup yang membuka pandangan kita pentingnya menulis, selalu memotivasi menulis dan membangkitkan gairah menulis. Kalau bisa berandai-andai, mengapa tidak dari dulu punya komunitas seperti “Ma’arif Menulis” ini.

Cita-cita ke depan bergabung di grup keren ini adalah menjaga istiqamah menulis. Benih menulis yang mulai tumbuh harus dijaga, disiram dan diberi pupuk yang sesuai agar terus bersemi. Di grup ini sudah saya temukan semuanya. Pembimbing yang baik dan teman-teman yang memiliki semangat tinggi dalam menulis. Di saat semangat menulis sedang surut, akan segera bangkit melihat teman blogger yang lain produktif mengupload tulisannya.

Saya sadar diri sulit mencapai “maqom” penulis yang baik. Namun bagi saya sudah cukup bisa terus menulis dan terus berkarya mengekspresikan gagasan. Demi sebuah harapan, kelak apa yang saya tulis hari ini ada manfaatnya terutama bagi saya sendiri, lebih-lebih bagi orang lain.

Kalau tidak di “Ma’arif Menulis” sepertinya saya belum memulai menulis sampai hari ini. Grup ini telah menjadi “wasilah” menulis saya dan teman-teman yang lain. Terima kasih pada mentor kami yang penuh kesabaran menuntun kami, semangatnya menginspirasi. Yang pasti ilmu dan segudang pengalaman menulis beliau bermanfaat bagi kami semua. Juga, dukungan teman-teman meneguhkan kebulatan hati untuk terus belajar, belajar dan belajar menulis.

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...