Kamis, 09 Desember 2021

KRITIK, SARANA MEMPERBAIKI DIRI



Orang yang sering mengkritikmu sebenarnya kemungkinannya ada dua, dia menyukaimu atau memang sentimen terhadapmu. Kritik, saran dan teguran tidak selalu diartikan dengan rasa tidak suka. Sangat mungkin terjadi orang yang sering mengkritik kita sebenarnya justru memiliki perhatian. Dia tidak rela kita berbuat kesalahan, makanya dia akan segera meluruskan dengan caranya.

Memang terkadang bahasa kritik bisa tajam dan menyakitkan. Kritik dengan cara ini pasti sering membuat kita merasa tidak nyaman. Padahal kritik itu bagus untuk dijadikan sarana memeperbaiki diri. Dari sudut pandang ini, kritik sebenarnya dalam banyak hal bertujuan baik. Hanya membutuhkan kebesaran hati untuk menerimanya.

Kita membuat sebuah ilustrasi. Seseorang yang diingatkan dengan keras oleh orang karena ada sesuatu yang membahayakannya pasti ia senang karena ada yang mau mengingatkan. Akan aneh bila dia tersinggung dengan cara orang mengingatkan dia dan mengabaikan tujuan utamanya.

Harus disadari, tidak mungkin kita selalu benar dan tepat dalam mengambil langkah. Bila tidak ada orang yang mau mengkritik atau memberi saran bila kita keliru, tentu kesalahan kita akan terus berulang. Maknya tidak berlebihan bila kita harus banyak berterimakasih kepada orang yang sudi memberi saran dan kritiknya.

Kritik itu pahit tapi akibatnya bisa manis. Sebaliknya pujian itu manis tapi sering berakibat pahit pada akhirnya. Orang yang sering dikritik akan intropeksi dan banyak berbenah, tapi orang yang dipuji acapkali terlena dan merasa sudah tidak memiliki kekurangan.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...