Minggu, 17 Oktober 2021

NITIP NAMA, NUNUT BAROKAH



Sudah menjadi kebiasaan seorang penulis selalu “berburu” orang-orang hebat untuk berkenan membuatkan pengantar dalam buku yang ia tulis. Bisa saja ia seorang tokoh, orang ternama ataupun seorang penulis yang sudah terkenal. Memang tidak semua penulis memiliki kebiasaan ini. Hanya saja hampir setiap penulis pada masa-masa awal menekuni dunia menulis pasti pernah melakukannya.

Sama, seperti apa yang saya alami saat ini. Dengan modal keberanian dan sedikit nekad menerbitkan beberapa buku. Akhirnya biar “keren” dan menambah kepercayaan diri, saya meminta Dr.Ngainun Naim berkenan membuatkan pengantarnya, dan dengan rendah hati beliau bersedia. Pada umumnya mereka yang sudah hebat selalu bermurah hati bila dimintai bantuan dan berbagi ilmunya.

Satu buku kami yang sedang dalam proses, “Narasi Panjang Seorang Guru” diberi pengantar oleh Pengawas Madrasah kami Dr.Akhmad Mukhsin,M.Pd.I. Merasa besar hati karena beliau bersedia membuatkan pengantar. Dan ketika saya kirimi naskah bukunya, beliau meminta waktu untuk membacanya terlebih dahulu. Saya tidak menduga bahwa beliau akan membaca naskah secara keselurahan. Dan yang menarik, beliau tahu ada bagian dari naskah yang masih keliru. Dan itu luar biasa, karena ketelitian beliau saya punya kesempatan untuk memperbaikinya.

Kita penulis pemula hanya numpang nama kepada mereka yang sudah dikenal. Karena nama mereka jelas membawa nilai lebih. Dan pastinya ada kebanggaan ketika dalam buku karya kita terdapat satu atau dua halaman kata pengantar dari mereka.

Selain nitip nama, sebenarnya ada maksud pula mencari berkah. Bila diibaratkan kita sedang berdekatan dengan lampu yang terang, cahayanya akan memberi arah dan langkah yang benar. Atau sama halnya bergaul dengan penjual minyak wangi, setidaknya kita mendapatkan bau harum darinya. Ketika kita berdekatan dengan orang-orang yang berilmu (alim), sebenarnya kita berharap mendapat berkah dari ilmu mereka.

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...