Rabu, 22 September 2021

BANYAK MEMBERI



Meminta itu tidak berdosa, tapi memberi memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Memberi tidak harus menunggu memiliki kelebihan. Karena dengan sedikit yang ia miliki ia masih bisa berbagi. Filosofi memberi itu “terima kasih”. Setelah menerima sesuatu selanjutnya mengasihkan ke orang lain. Begitu seterusnya hingga ada perputaran manfaat.

Memberi itu indikasi kepedulian, hatinya memiliki kelapangan. Karena tidak mungkin orang yang mementingkan diri sendiri rela berbagi. Dia akan selalu menumpuk, menghitung dan membanggakan hartanya. Seakan itulah yang akan mengekalkan dan membahagiakan hidupnya.

Memberi tidak akan menjatuhkan diri sendiri ke dalam kebangkrutan dan kehinaan. Seandainya memberi menjadikan orang semakin miskin, sudah pasti banyak orang yang tidak akan memberi lagi. Dan seandainya lebih banyak orang yang suka memberi daripada meminta, akan terjagalah kehormatan dirinya.

Orang bilang harta tak dibawa mati, tapi dengan memberi harta menjadi abadi. Itulah harta yang hakiki, karena akan tetap kembali pada pemiliknya. Logikanya, bila cinta harta dan mengharap ia tetap menjadi miliknya, seharusnya lebih banyak memberi.

Kelak saat telah berada di perut bumi, ada satu penyesalan besar manusia. Mengapa dulu ketika masih ada kehidupan dan kesempatan tidak banyak memberi. Dan seandainya masih bisa kembali ke dunia walau sesaat, pasti mereka akan memberi sebanyak-banyaknya harta yang dimiliki.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...