Jumat, 05 Mei 2023

Menjaga Tradisi

 



Tradisi atau adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat kita sangat banyak jumlahnya, terlebih kita sebagai masyarakat Jawa. Beberapa tradisi kini telah berasimilasi dengan syariat agama sehingga keduanya sudah menyatu dan sulit untuk dipisahkan.

Kita ambil contoh tradisi megengan dan kupatan. Megengan atau kupatan jelas tidak bersumber dari syariat agama. Namun keduanya sebenarnya tetap mengandung ajaran agama yakni anjuran bersedekah.

Demikian pula tahlilan yang sering mendapat serangan dari kelompok tertentu sebagai amalan bid’ah. Konten (inti) tahlilan tidak sedikitpun menyimpang dari ajaran agama (syariat). Semua tahu bila tahlilan isinya adalah membaca Al-Quran, zikir dan juga sedekah makanan.

Alangkah kakunya bila ada yang menganggap semua tradisi yang tidak bersumber dari agama adalah bid’ah. Padahal banyak tradisi dalam masyarakat kita yang menjadikan cara beragama kita lebih humanis.

Agama Islam datang sebagai rahmat bagi semesta alam. Dengan megengan, kupatan maupun tahlilan hikmahnya kita bisa menjaga sillaturrahim dengan masyarakat. Jadi tidak ada yang salah selama tradisi tersebut membawa kemaslahatan. Dan bahkan, kita harus menjaga dan mewariskannya pada generasi yang akan datang.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...