Senin, 14 September 2020

MEMOHON PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHALAT

 


bangunlah (untuk shalat) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya), (2)

(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. (3)

atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (4)

Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu Perkataan yang berat. (5)

(Surat Al-Muzammil 2-5)

  

Ketika masa awal permulaan nubuwwah, di saat Allah belum menurunkan perintah shalat lima waktu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam diperintah melaksanakan shalat malam seperti syariat shalatnya Nabi Daud alaihissalam. Setelah kewajiban mendirikan shalat fardhu lima waktu turun, shalat malam yang dilakukan Nabi Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sudah tidak wajib dilaksanakan, namun Rasulullah tetap melaksanakan shalat malam (tahajjud) dan tidak pernah meninggalkannya sampai akhir hayat beliau.

Demikian pula para sahabat nabi, generasi tabi’in dan pengikutnya hingga ulama salaf dan orang-orang shalih juga mengikuti jejak Rasulullah, mereka selalu mengisi setengah atau sepertiga malam dengan shalat tahajjud dan munajat kepada Allah. Shalat malam menjadi amalan yang senantiasa didawamkan dan tidak ditinggalkan meskipun secara hukum fiqih sunah semata.

Ketika datang segala permasahan yang berat, kondisi sekarang yang masih belum kembali normal, musibah yang masih mendera, marabahaya yang mengancam kehidupan kaum muslimin layaknya situasi akhir zaman seperti saat ini, selayaknya kita selalu meminta pertolongan kepada Allah dengan senantiasa menjaga shalat. Sebagaimana mengikuti jejak langkah Nabi di saat menghadapi beratnya dakwah Islam. Jalan yang kita pilih adalah tetap teguh menjaga istiqamah shalat wajib lima waktu ditambah dengan shalat Tahajjud ataupun shalat sunah yang lain, karena itulah ibadah yang kita jadikan sarana tumpuan untuk mendapat pertolongan Allah. Selanjutnya kita berharap pertolongan-Nya, sebagaimana Allah menganugerahkan pertolongan kepada Nabi berupa kelapangan dada (hati), menghilangkan beban yang berat, meninggikan derajat Nabi dan memberi kemudahan setelah masa yang sulit.

 

"Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS: Al-Baqarah 153)

Menjaga shalat maknanya, memperbaiki shalat yang kita kerjakan, menyempurnakan syarat dan rukunnya, mengerjakan shalat fardhu di awal waktu dengan berjama’ah. Kemudian menambah dengan mengerjakan shalat-shalat sunnah seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Shalat yang didirikan dengan khusyu’ dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, sebagai penerang hati orang beriman, menurunkan rahmat Allah dan menyibak tabir permasalahan dunia yang melilit kehidupan kita.

Muslim yang memiliki keimanan yang haq tidak akan pernah meninggalkan shalat wajib sekali pun. Karena dia yakin, jutaan manusia yang berada di bawah tanah sana, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Allah subhanahu wa ta’ala walau sekali sujud. Dan sepenuhnya kita harus senantiasa berharap Allah melimpahkan rahmat-Nya dan membimbing kalbu kita untuk tetap lurus serta selalu taat perintah-perintah-Nya terutama perintah shalat. Seperti Allah menolong dan membimbing kekasihnya yang mulia, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

 


Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...