Sabtu, 29 Oktober 2022

Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Pemuda Sebagai Agen Perubahan



PENJEDAR - Sumpah pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi titik balik perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Berpuluh-puluh tahun bangsa Indonesia berjuang untuk melepaskan diri dari kekangan penjajah, namun selalu kandas karena belum memiliki kesadaran arti persatuan. Dan momentum Sumpah Pemuda tahun 1928 menjadi titik balik penegasan perjuangan bangsa.

"Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda II yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Kongres Pemuda II ini diikuti oleh banyak peserta, yaitu perwakilan dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia dan perwakilan pemuda dari pelbagai penjuru nusantara.

Sumpah Pemuda memiliki makna penting bagi arah perjuangan bangsa Indonesia. Pada kongres pemuda tersebut tumbuhlah kesadaran dan pengakuan bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pada saat proklamasi digaungkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno masih berusia 44 tahun dan usia Bung Hatta pada waktu itu 43 tahun. Ini membuktikan bahwa peran pemuda sangat besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan.

Kaum muda akan selalu berdiri di depan untuk memimpin pergerakan. Tentu saja peran Bung Karno dan Bung Hatta tidak dimulai pada awal kemerdekaan saja. Jauh sebelum tahun 1945 mereka berdua dan para pemuda sudah mengambil langkah-langkah penting dalam usaha memerdekakan bangsa Indonesia.

Di manapun perubahan selalu dimulai dari generasi mudanya. Sejarah mencatat dengan tinta emasnya, pemuda selalu mengambil peran penting dalam perubahan. Dari era kemerdekaan hingga lahirnya zaman reformasi pemuda selalu menjadi motor penggerak perubahan.

Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Begitulah ungkapan yang sangat populer dari Bapak Proklamator RI, Bung Karno. Artinya, pemuda adalah perintis transformasi. Energi kaum muda mampu merubah wajah dunia, dan ini memang tidak berlebihan.

Tidak keliru bila suatu bangsa menggantungkan masa depan pada para pemudanya. Bila kuat pemuda, kuat dan tegak pula suatu bangsa. Namun sebaliknya, bila pemuda sebuah bangsa lemah, maka tak banyak harapan yang bisa diimpikan ke depannya.***

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...