Rabu, 27 April 2022

Menulis, Sebuah “Perjuangan”



Mengutip tulisan Prof.Naim di blog beliau; “Menulis itu tidak selalu mudah, namun harus diperjuangkan. Sepanjang terus berusaha, sebuah tulisan akan selesai”. Menulis adakalanya mudah memang, tapi tidak kita ingkari menulis terkadang juga tidak bisa dikatakan mudah.

Dalam beberapa hari ini saya tidak bisa mencapai target menulis harian. Bahkan blog hampir satu minggu tidak terisi. Tentu ini adalah “hutang” yang harus saya lunasi di hari-hari berikutnya. Karena sudah ada “kontrak” komitmen terhadap diri sendiri akan selalu menulis setiap hari.

Di akhir Ramadan kegiatan pasti selalu bertumpuk-tumpuk. Ada saja, misalnya tradisi bersih-bersih rumah dan menata ruang tamu untuk menyambut kunjungan kerabat dekat dan kolega, ziarah di makam leluhur hingga mengurusi zakat fitrah di masjid. Kegiatan-kegiatan yang menyita waktu sering menjadikan aktivitas menulis terlupakan.

Biasanya, ketika hendak beristirahat sadar bahwa hari ini belum menulis. Namun karena kondisi sudah begitu lelah, akhirnya “kompromi” dengan diri sendiri dan mengabaikan urusan menulis.

Menulis memang asli memerlukan “perjuangan”. Tak ada yang bisa menulis sambil lalu. Tetap seorang penulis memerlukan usaha dan kesungguhan hati untuk menunaikan “kewajibannya”. Inilah tantangan yang sebenarnya, karena menulis memang hal unik yang tidak banyak digemari oleh orang.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...