Senin, 07 September 2020

PENULIS “MENGUASAI” DUNIA


Di era dunia digital seperti saat ini informasi begitu cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Teknologi informasi pun berkembang cepat dengan fitur semakin canggih. Sebagaimana pemahaman banyak orang, siapa yang menguasai informasi, dia memiliki kekuatan dan kekuasaan. Sebaliknya, siapa yang tidak memiliki akses informasi, atau ketinggalan mendapatkan informasi maka dia menjadi lemah atau di posisi terbelakang dari kemajuan zaman. Untuk itu harus dipersiapkan segala sesuatu untuk mendapatkan kekayaan ilmu dan kemakmuran ekonomi dengan cara merebut pengetahuan tentang informasi dan keterampilan memanfaatkan informasi secara mandiri.

Profesi yang erat kaitannya dengan dunia informasi adalah jurnalis (wartawan). Para jurnalis adalah profesional yang selalu beraktivitas intelektual dalam tulisan. Mereka tidak pernah berhenti untuk melakukan penelitian tentang suatu fenomena, berpikir, yang kemudian merangkai kata agar rancangan berita yang disampaikannya bisa dimengerti oleh banyak orang. Jurnalis biasanya memiliki kualitas pribadi yang kritis, bebas tidak terikat, teliti dan memiliki kemapuan bahasa tulis yang komunikatif.

Pada dasarnya semua penulis adalah jurnalis dalam ranahnya sendiri. Seorang guru yang menulis adalah jurnalis yang menyebarkan berita tentang lembaga pendidikan, karakter anak didik, khazanah ilmu dan dinamikanya. Manfaat menulis jelas bisa memberikan dampak lebih, tidak hanya pada kualitas pribadi tetapi juga pada keterampilan diri.

Sebuah kisah tentang guru dan perjuangannya yang inspiratif patut kita renungkan. Jody Wiliams adalah seorang guru Bahasa Inggris di Mexico. Dia sebenarnya guru biasa seperti pada umumnya guru. Yang membedakan ia dengan guru yang lain adalah konsep idenya yang besar. Dia sangat prihatin dengan situasi pada saat itu, dimana banyak negara yang sedang konflik seperti: Kamboja, Afganistan, Yugoslavia, Angola dan beberapa negara lainnya banyak menggunakan senjata ranjau darat. Penggunaan ranjau darat ini telah membuat jutaan anak cacat bahkan meninggal dunia.

Melihat kondisi seperti itu Jody Williams memiliki sebuah gagasan mulia. Ide fantastisnya, bagaimana kalau dunia punya suatu perjanjian internasional yang melarang penggunaan ranjau darat..?

Pada tahun 1992, Jody Williams mulai menginovasikan idenya dengan memulai kampanye menentang ranjau darat yang disebut International Campaign to Ban Landmines (ICBL). Awalnya banyak yang menentang dan meremehkan usahanya ini. Namun ia terus melakukan walau hanya sendiri. Ia terus menulis semua idenya dan menyebarkannya dengan menggunakan jaringan internet dan surat elektronik (email). Dalam beberapa tahun kampanye ICBL di bawah Jody Williams berkembang pesat dan menjaring 1000 LSM di 60 negara. Setelah bertahun-tahun kampanye secara intensif, akhirnya ICBL berhasil menggolkan suatu perjanjian internasional antar pemerintah yang melarang ranjau darat tahun 1997. Atas prestasinya tersebut dia memenangkan Nobel perdamaian tahun 1997 (Dino Patti Djalal, Harus Bisa, 2008).

Banyak pelajaran dari kisah tadi. Perjuangan mulia pada mulanya bisa dilakukan dengan menulis. Apa saja profesi yang digeluti tidak menjadikan halangan untuk menulis. Menulis bisa menggerakkan opini, mengajak orang bangkit dan mendukung sebuah gagasan. Menulislah dan lihatlah bagaimana menulis mengubahmu menjadi sosok yang baru.

 

 

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...