Selasa, 12 Juli 2022

“Kembang-Kempis” Semangat Menulis

 



Pada akhirnya waktu akan menguji sebuah komitmen menulis. Semangat menulis yang pada awalnya menyala, kini lambat laun meredup. Sebenarnya tidak ada yang salah. Itu adalah hal yang lazim dan lumrah terjadi.

Semua ada tren dan masanya. Dulu orang ramai berburu batu akik. Serba-serbi, yang tua dan muda semua mengoleksi berbagai jenis batu. Harga batu pun menanjak tajam mengikuti permintaan. Tak berselang lama, tren batu akik menurun dan terus menurun drastis. Kini batu akik hanya dikoleksi oleh mereka yang benar-benar pecinta batu sejati.

Pada saat awal pandemi kemarin, tren baru muncul. Banyak orang mendadak menjadi pecinta tanaman dan ikan hias. Berbagai jenis tanaman hias laku keras di pasaran. Bahkan tanaman-tanaman liar pun mendadak diminati. Begitu pula ikan hias. Tapi kini semua berakhir. Tanaman dan ikan hias tiba-tiba tidak diburu oleh pecintanya.

Jangan-jangan nasib dunia menulis juga demikian pula. Ada saatnya aktivitas menulis menjadi tren dan digemari, tapi selanjutnya ditinggalkan kembali. Gerakan membaca dan menulis hanya selingan diantara padatnya kegiatan utama, bukan sesuatu yang diutamakan.

Seleksi alam akan terus berlangsung. Apakah kecintaan membaca dan menulis sekadar tren atau memang sudah menjadi pasion. Bila hanya mengikuti tren, percayalah itu akan segera berakhir. Tapi bila memang ada kecintaan yang mendalam, ia akan tetap lestrai dan terjaga hingka masa yang panjang.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...