Pada akhirnya waktu akan menguji sebuah komitmen menulis.
Semangat menulis yang pada awalnya menyala, kini lambat laun meredup. Sebenarnya
tidak ada yang salah. Itu adalah hal yang lazim dan lumrah terjadi.
Semua ada tren dan masanya. Dulu orang ramai berburu batu
akik. Serba-serbi, yang tua dan muda semua mengoleksi berbagai jenis batu.
Harga batu pun menanjak tajam mengikuti permintaan. Tak berselang lama, tren
batu akik menurun dan terus menurun drastis. Kini batu akik hanya dikoleksi
oleh mereka yang benar-benar pecinta batu sejati.
Pada saat awal pandemi kemarin, tren baru muncul. Banyak
orang mendadak menjadi pecinta tanaman dan ikan hias. Berbagai jenis tanaman
hias laku keras di pasaran. Bahkan tanaman-tanaman liar pun mendadak diminati.
Begitu pula ikan hias. Tapi kini semua berakhir. Tanaman dan ikan hias tiba-tiba
tidak diburu oleh pecintanya.
Jangan-jangan nasib dunia menulis juga demikian pula. Ada
saatnya aktivitas menulis menjadi tren dan digemari, tapi selanjutnya ditinggalkan
kembali. Gerakan membaca dan menulis hanya selingan diantara padatnya kegiatan
utama, bukan sesuatu yang diutamakan.
Seleksi alam akan terus berlangsung. Apakah kecintaan membaca
dan menulis sekadar tren atau memang sudah menjadi pasion. Bila hanya mengikuti
tren, percayalah itu akan segera berakhir. Tapi bila memang ada kecintaan yang
mendalam, ia akan tetap lestrai dan terjaga hingka masa yang panjang.