Jumat, 24 Juni 2022

Stamina Menulis



Lelah atau kehilangan stamina menulis. Ini yang mungkin sedang saya rasakan. Menulis terasa semakin berat untuk dikerjakan, padahal akhir-akhir ini banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan. Tapi sering kali setiap membuka laptop hendak menulis, semua terasa kosong dan bimbang harus memulai dari mana. Ia, semua terasa kembali seperti saat memulai dulu. Menulis seakan menjadi pekerjaan sulit diselesaikan.

Sepertinya stamina menulis saya harus diinjeksi motivasi. Seperti tanaman yang layu yang membutuhkan siraman air. Daunnya tidak lagi hijau subur, kini sudah semburat warna kuning. Batang juga seding menyusut dan kering. Begitulah gambaran semangat dalam diri, lesu kehilangan gairah.

Tahun ini sebenarnya ada target untuk merilis satu judul buku lagi. Draf buku sebenarnya sudah ada dan tinggal mengembangkan menjadi sebuah karya yang utuh. Tapi setiap kali hendak menyunting tulisan yang berserak-serak terasa malas akut tersangkut dalam pikiran. Menggoda untuk segera meninggalkan file-file yang sudah lama tersimpan. Maunya segera berbaring santai sembari membuka ponsel dan berselancar di dunia maya yang menjanjikan hiburan yang meriah.

Target menyelesaikan buku bisa tidak terpenuhi bila semangat menulis belum menyala kembali. Grafik menulis saat ini sedang menurun dan segera harus dinaikkan kembali. Saatnya kini bangkit dari bujukan lalai. 

Nafsu memang selamanya menjanjikan kesenangan. Bila dituruti memang tidak akan pernah ada ujungnya. Semuanya tetap kembali pada diri kita sendiri. Bila mampu mengatur waktu dengan baik, semua akan berjalan pada landasan yang benar. Ada waktunya untuk melakukan hal-hal yang penting, meski juga sesekali kita perlu menikmati intermezo.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...