Selasa, 25 April 2023

Lebaran Politik

 



Sudah menjadi budaya masyarakat kita selalu merayakan Idulfitri dengan meriah. Terlebih tahun ini(1444 Hijriyah) kita bisa merayakan Idulfitri dengan leluasa setelah dua tahun kemarin berlangsung dengan kewajiban mematuhi protokol kesehatan dan pemberlakuan pembatasan aktivitas masyarakat secara umum.

Salah satu tradisi dalam masyarakat kita ketika merayakan Idulfitri adalah saling berkunjung atau silatutrrahim dengan sanak keluarga/kerabat, teman atau orang-orang yang memiliki relasi dengan kita. Ini yang menjadikan Idulfitri di negeri kita berbeda dengan negeri yang lain.

Tahun ini, kalau kita cermati nuansa Idulfitri terasa lebih semarak. Ini tentu ada hubungannya dengan agenda besar bangsa kita di tahun depan (2024) yakni pemilu. Kurang dari satu tahun, kita (rakyat) punya hajat memilih langsung anggota legislatif  dari tingkat kabupaten hingga pusat, anggota DPD hingga Presiden dan Wakil Presiden.

Tidak mau kehilangan momen lebaran, para elit politik di negeri kita berlomba mengeluarkan berbagai strategi politik tingkat tinggi partainya. Silaturrahim menjadi ajang lobi politik meracik koalisi dan mencari dukungan sana-sini. Bahkan sehari menjelang Idulfitri kemarin, salah satu partai melaunching capres yang akan dimajukan di tahun 2024 mendatang.

Semua tentu memaklumi, karena di tahun politik apapun bisa digunakan sebagai sarana mencari simpati. Mendadak banyak elit/pemimpin merakyat dan dekat dengan masyarakat. Tapi masyarakat hari sudah lebih melek politik. Mereka tentu bisa menilai, mana yang bekerja dengan tulus, dan mana yang sekadar mengumbar janji tanpa bukti.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...