Rabu, 30 Desember 2020

MENEMPA DIRI



Untuk membentuk besi sesuai yang diinginkan, seorang pandai besi akan membakar besi sampai merah. Kemudian ditempa (dipukul pakai palu besar) berkali-kali. Dibakar lagi, kemudian ditempa lagi, dan demikian seterusnya sampai mendapatkan bentuk yang diinginkan. Perumpamaan yang lain, bila kita ingin mendapatkan santan kelapa, yang pertama kali dilakukan adalah membelah kelapa. Mencungkil daging kelapa, kemudian diparut baru langkah selanjutnya diperas sampai santannya keluar. Pelajaran yang dapat diambil dari hal tersebut adalah, proses mendapatkan hasil yang bagus itu perlu pengorbanan dan usaha yang keras.

Dalam dunia pendidikan kita sering melihat, di balik prestasi siswa selalu ada proses belajar yang tekun dan penuh semangat. Jarang kita temui, atau bahkan mungkin tidak ada di dunia ini prestasi gemilang yang diraih dengan hanya bermalas-malasan. Pelajar yang teladan pasti memiliki sisi hidup yang disiplin dalam belajar dan mengatur waktu. Akan lebih banyak jam belajarnya daripada waktu bermainnya. Atau hal-hal lain yang menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap penguasaan ilmu pengetahuan.

Kadang kita memang dituntut keras terhadap diri sendiri, tidak semata bisa keras terhadap orang lain. Seperti guru yang marah karena muridnya tidak disiplin dan tidak mengerjakan tugas. Seharusnya di lain waktu guru tadi harus keras terhadap dirinya ketika lalai dan larut dalam mengatur waktu.

Sebenarnya hari ini sedang malas menulis, namun tetap saja mencoba menulis. Melawan semua godaan untuk tidak menulis. Karena saya yakin kalau rasa malas hari ini saya ikuti, pasti besok akan datang lagi dan bisa saja terus berulang. Berusaha menepati komitmen belajar menulis setiap hari. Dan seandainya saja hari ini tidak menulis, sebenarnya apa pentingnya bagi orang lain?. Sama sekali tidak kaitannya. Karena semua hanya tentang komitmen terhadap diri sendiri.

Setidaknya hari ini masih lulus dengan ujian lima paragraf. Dan besok akan berusaha lagi melakukan seperti apa yang dikerjakan hari ini. Inilah bagian dari proses menempa diri. Wajar bila banyak halangan yang datang merintangi. Yang penting bisa menjalani semua dengan senang hati.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...