Sabtu, 14 November 2020

KAPAN HARUS SEDEKAH ?



 

 “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Surat Ali Imran.14)

 

Secara naluri, semua manusia memiliki kesenangan terhadap harta benda yang meliputi perhiasan, kendaraan yang bagus, hewan ternak, sawah atau ladang dan jenis kekayaan duniawi yang lainnya. Ini adalah fitrah yang dianugerahkan oleh Allah. Kecintaan terhadap keindahan dan perhiasan duniawi bukan suatu hal yang tercela, karena memang Allah menjadikan semua itu adalah bagian dari nikmat kehidupan manusia di dunia. Namun akan menjadi hina apabila kecintaan terhadap harta dunia menjadikan manusia lupa diri, serakah dan bakhil. Harta dunia hanyalah salah satu sarana mencapai kebahagiaan yang kekal di akhirat nanti.

Kita diingatkan dalam dalam salah satu ayat-Nya, Sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Karunia Allah berupa harta benda yang melimpah merupakan ujian keimanan seorang hamba. Apakah dengan harta yang dimilikinya ia menjadi lebih mendekatkan diri kepada Allah atau justru menjadikan semakin jauh. Ada kewajiban dalam harta benda titipan Allah yang kita cintai ini, yaitu mendermakan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.  Dan diantara orang-orang yang harus diperhatikan kebutuhan nafkahnya adalah, ibu bapak kita, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan.

Menafkahkan harta salah satunya adalah dalam bentuk sedekah. Sedekah memiliki banyak manfaat bagi yang melakukannya. Buah sedekah akan dirasa manisnya bukan hanya dunia, namun kelak di akhirat akan menjadi simpanan kebaikan yang besar. Sedekah menyucikan diri, dengan menyedekahkan harta yang dimiliki, dosa-dosa orang yang bersedekah akan dihapuskan. Pahala menjadi berlipat ganda, terhindar dari marabahaya, memberi ketenangan hati, dan  orang-orang yang bersedekah merupakan orang yang masuk ke dalam golongan yang akan mendapatkan naungan di hari akhir. Orang yang rajin bersedekah dengan ikhlas sepanjang hidupnya akan berada di bawah naungan Allah subhanahu wa ta’ala yang menyejukkan.

Sedekah sebenarnya bukan hanya bagi yang diberi kelonggaran harta. Karena sedekah adalah amalan yang semestinya didawamkan dalam kehidupan kita. Ketika sedekah dalam kondisi keluasan harta menjadi hal biasa dan bukan suatu istimewa. Namun ketika orang mampu bersedekah sementara dia sendiri dalam keadaan sempit (kekurangan) harta itu menjadi tanda kemuliaan akhlaq seseorang. Menjadi indikasi hamba tersebut memiliki ketaqwaan yang sejati. Cintanya kepada Allah melebihi kecintaannya terhadap harta duniawi.

Kehidupan dunia tidak sepanjang angan-angan dan harapan manusia. Ada masanya kita meninggalkan semuanya. Meninggalkan harta benda yang kita kumpulkan sepanjang hidup. Harta benda yang kadang hanya kita hitung-hitung setiap waktu dan menjadi kebanggan semata. Meninggalkan semua yang kita cintai yang sebenarnya tidak ada yang abadi. Semampang masih ada kesempatan, semoga mampu mendermakan harta yang diamanahkan oleh Allah pada kita. Semoga kita tidak digolongkan orang yang menyesal karena jarang bersedekan selama hidup di dunia.

Bersedekah tidak menjadikan manusia miskin, sebaliknya hartanya akan bertambah terus dan menjadi berkah. Kebakhilan, kekikiran, pelit tidak menjadikan manusia menjadi kaya, justru itu sifat tercela yang dibenci Allah. Kebakhilan juga menjadikan manusia hina dalam pandangan sesamanya.

 


Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...