Sabtu, 27 Mei 2023

Wakil Rakyat atau Wakil Partai?

 



Hajatan besar bangsa Indonesia, pemilu 2024 semakin dekat. Kurang dari satu tahun (Februari 2024), “pesta rakyat” akan digelar di seluruh pelosok nusantara. Tidak tahu, entah mengapa pemilu sering disebut sebagai pesta rakyat.

Bukankah pesta itu identik dengan bersenang-senang, makan minum sepuasnya dan menikmati hiburan dengan sukaria. Lalu, apakah pemilu juga menghidangkan kesenangan kepada rakyat?. Sama sekali tidak benar. Kenyataannya, rakyat lebih sering dimanfaatkan untuk mendulang suara saja.

Ketika para elit dan politisi memerlukan suara rakyat, mereka akan lantang berteriak memperjuangkan kepentingan rakyat. Tapi apakah sebenarnya mereka tahu apa yang dibutuhkan rakyat. Apa mereka benar-benar memahami kesulitan hidup rakyat kecil. Apakah mereka pernah merasakan hidup bersama-sama rakyat. Tidak.

Suka atau tidak suka, demokrasi kita masih memprihatinkan. Orang-orang yang katanya wakil rakyat, sebenarnya hanya wakil partai. Atau lebih tepatnya loyalitas elit partai. Apa yang diputuskan partainya, itu yang akan dilaksanakan. Lalu aspirasi rakyat bagaimana?

Ya sudahlah, apa hendak dikata. Kedaulatan ada di tangan rakyat mungkin hanyalah slogan yang sebenarnya jauh dari kenyataan. Faktanya, kedaulatan rakyat hanya sehari saja, selebihnya rakyat tak dibutuhkan suaranya lagi. Sampai datang lagi undangan “pesta” berikutnya.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...