Sabtu, 12 Desember 2020

NIKMAT YANG SERING TERLUPA



“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas).

Dua nikmat besar yang diberikan Allah kepada umumnya manusia, namun sayangnya kita sering lupa dengan dua nikmat tersebut. Nikmat kesehatan dan memiliki waktu luang. Kita baru menyadari kalau sehat adalah nikmat Allah yang besar, tatkala kita sedang mendapat musibah sakit. Sakit mengingatkan kita bahwa sehat itu tidak ternilai. Seandainya sehat bisa dibeli tentu orang-orang kaya akan membeli sehat dan tidak mau merasakan sakit. Kenyataannya, sehat tidak pernah bisa dibeli dengan banyaknya uang yang dimiliki.

Yang kedua adalah nikmat memiliki waktu longgar. Dan ini juga nikmat yang sering dilupakan orang. Memiliki waktu luang sama halnya memiliki rezeki yang besar. Sayangnya kita sering mengabaikan waktu luang. Kalau saja kita bisa jujur, pasti kita akan mengakui waktu adalah anugerah besar dari ilahi. Bukan harta melimpah, jabatan atau kedudukan yang tinggi atau segala fasilitas mewah yang dimiliki. Karena semua yang gemerlap dalam pandangan manusia itu hanyalah permainan "semu" yang justru sering melalaikan. Penyesalan terbesar setiap hamba yang meninggalkan semesta ini adalah waktu yang telah disia-siakannya. Seandainya dia bisa kembali walau sekejap saja, maka akan ia gunakan waktu untuk berbuat yang terbaik dalam hidupnya.

Waktu memang serasa berjalan cepat. Meski sebenarnya itu hanya perasaan kita saja. Terasa belum lama menjalani masa-masa belia. Namun kini sudah terlewat dunia jiwa penuh gelora itu, masa muda. Ketika waktu telah membawa kita menjelang senja, baru dirasa banyak yang belum bisa kita kerjakan. Saatnya sekarang menyadari banyak waktu yang sudah terlewat dengan percuma. Dari jendela usia tua kita bisa melihat masa muda yang penuh pesona. Dunia penuh warna yang kini tinggal kenangan yang tersisa di hati. Kenangan yang membuat kita tersenyum atau menangis bila mengingatnya.

Tersenyum mengingat masa muda yang sudah dilalui dengan penuh perjuangan. Giat dan semangat dalam “tholabul ilmi” demi kehidupan yang mulia dunia dan akhirat. Dan akan menangis, sedih dan menyesal bila masa muda habis dengan sia-sia. Usia muda hanya diisi dengan kesenangan duniawi. Pergaulan yang penuh dengan kebebasan dan segala gemerlapnya. Dan semua tidak pernah akan terulang walau sekejap sekalipun. Selagi masih ada waktu luang dan kesehatan, tidak semestinya kita melupakan. Karena dua hal tersebut tidak selamanya terkumpul dalam sebuah kesempatan.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...