Minggu, 15 Mei 2022

PESTA KEMENANGAN YANG “TERTUKAR”



Hasil final piala Thomas yang digelar kemarin (Ahad 15 Mei) di Impact Arena Bangkok sungguh di luar dugaan. Tim India mampu mengalahkan tim Indonesia dengan skor telak 3-0. Piala Thomas adalah turnamen lambang supremasi bulutangkis beregu putra. Piala Thomas kali pertama digelar pada 1949 di Preston, Inggris. Nama Thomas diambil dari pebulu tangkis legendaris Inggris, Sir George Alan Thomas.

Langkah India dalam piala Thomas kali ini memang mengejutkan. Mereka mampu mengalahkan tim-tim kuat seperti Malasyia dan Denmark, serta puncaknya pada partai pamungkas mampu menunundukkan juara bertahan Indonesia. Ini adalah juara untuk pertama kalinya, yang membuat hasil ini spesial lawan yang dikalahkan (Indonesia) adalah juara 14 kali piala Thomas.

Sebelum pertandingan partai final digelar banyak yang memprediksi Indonesia akan kembali membawa piala Thomas ke tanah air, karena tim yang dihadapi di final “hanya” India. Jika dibandingkan, prestasi Indonesia dan India dalam keikutsertaan di Thomas Cup sangat jauh. Terlebih secara tradisional India bukanlah negara bulu tangkis yang memiliki prestasi bagus.

Sebagai tim “underdog’ India tampil dengan lepas. Sebaliknya Indonesia gagal melepas beban nama besar dalam kancah bulu tangkis dunia. Hasilnya, pil pahit kekalahan harus ditelan tim kebanggan kita. Pesta kemenangan yang seakan sudah disiapkan gagal dirayakan.

Sebenarnya tidak ada yang aneh ketika India menjadi juara piala Thomas kali ini. Secara rangking dunia para pemain mereka banyak yang berada di level atas. Semangat bertanding mereka juga luar biasa. Dan yang terakhir mereka juga memiliki mental juara. Ini dapat kita lihat saat permainan (game) berada di poin-poin kritis, mereka tetap tampil dengan tenang. Selamat India…

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...