Rabu, 03 Agustus 2022

Rekening Akhirat

 



Banyak orang menjadi cemas ketika uang yang dimilikinya tinggal sedikit. Khawatir, karena banyak hal tidak bisa dilakukan bila tidak memiliki uang. Yang terbayang semua akan serba sulit bila nominal dalam simpanannya menipis. Hidup seakan hanya urusan seputar uang. Bila banyak uang hati senang, sedikit uang hati menjadi tidak tenang.

Karena merasa pentingnya memiliki uang yang banyak, akhirnya yang ada dalam pikiran banyak orang hanya uang dan uang. Bekerja keras tujuannya demi mengumpulkan pundi uang sebanyak-banyaknya. Sebisa mungkin mendapat penghasilan yang besar, dan sekuat mungkin mengatur sekecil-kecilnya pengeluaran. Tujuannya tentu agar simpanan hartanya semakin berlimpah supaya hidupnya tidak susah.

Maunya hidup di dunia senang terus, kesulitan dan kesusahan menjadi hal yang sangat dihindari. Bekerja bila mendapat upah, membantu bila mendapat imbalan dan menolong bila mendapat profit. Seakan semua yang dikerjakan harus dapat dikapitalisasi menjadi keuntungan materi dan kesenangan.

Begitu semangatnya kita mengisi tabungan dunia, hingga banyak yang lupa untuk mengisi rekening akhirat. Banyak yang habis waktunya demi mengurus kepentingannya sendiri sehingga tak ada lagi waktu untuk berbuat baik kepada orang-orang di sekitarnya. Yang dipikirkan hanya seputar urusan pribadi, atau paling jauh hanya lingkup keluarganya sendiri.

Kawan, ada saatnya kita harus memikirkan rekening akhirat. Melakukan kebaikan untuk orang lain meski itu hanya amal kecil yang sederhana. Menyempatkan diri untuk sekadar duduk sebentar dan bertegur sapa dengan tetangga. Bersama kerja bhakti membersihkan lingkungan. Atau hal-hal lain yang membuktikan kita adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan memberi kemanfaatan. Bukan orang egois yang hanya mementingkan urusannya sendiri.

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...