Sabtu, 03 Oktober 2020

BANGKIT ATAU PASRAH


Beberapa waktu yang lalu menteri keuangan RI membuat pernyataan, bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami resesi. Menurut pakar ekonomi resesi adalah periode penurunan ekonomi sementara di mana perdagangan dan aktivitas industri berkurang, umumnya ditandai dengan penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut. Sebenarnya situasi ini sudah global. Beberapa negara sudah menyatakan kondisi perekonomian mereka mengalami resesi sebagai dampak pandemi Covid-19 yang beluk berakhir.

 

Memang nyata, semua terdampak pandemi. Bukan hanya bidang ekonomi saja, bidang yang lain juga kena imbasnya. Sebagai pendidik tentu kita merasakan sulitnya menghadapi situasi saat ini. Banyak masukan dan keluhan dari orang tua siswa yang menghendaki dilaksanakannya kembali pembelajaran tatap muka, namun karena itu bukan kewenangan lembaga pendidikan, hal tersebut tentu tidak bisa dipenuhi.

 

Pembelajaran jarak jauh yang berbasis android semakin lama semakin banyak menimbulkan persoalan. Salah satu contohnya adalah ancaman kesehatan mata siswa. Dua minggu yang lalu seluruh siswa kelas satu di lembaga kami menjalani pemeriksaan kesehatan dari PUSKESMAS setempat, hasilnya sebagian besar siswa mengalami gangguan pada penglihatan mereka. Entahlah, bagaimana lagi harus menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini. Sementara belum ada tanda-tanda semua akan berakhir. Belum terlihat fajar akan bersinar dari ufuk timur membawa terang dan mengusir gelapnya malam.

 

Tidakkah semua ini membuka mata para pemimpin kita, ulama kita, tokoh-tokoh di negeri ini, dan juga termasuk kita semua. Apakah sikap dan hati kita sudah benar dalam menghadapi persoalan besar yang kini sedang kita hadapi. Apakah kita masih saja mengandalkan segala pengetahuan dan kemampuan kita dalam menyelesaikan semua ini, tanpa melibatkan Dia yang Mahakuasa?. Padahal sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun apakah benar kita telah meletakkan Ketuhanan di atas segalanya. Biarlah hati kita yang menjawab, karena hati tidak pernah berdusta.

 

Saat menghadapi persoalaan-persoalan yang pelik, setiap orang bisa memilih apakah bersikap positif atau negatif. Setiap orang bisa membuat keputusan apakah akan bisa mengendalikan, mempergunakan dan mempengaruhi ataukah larut dalam persoalaan yang dihadapi. Namun sepertinya optimis saja belum cukup untuk  menghadapi semua ini. Waktunya berserah diri dengan sepenuhnya. Menundukkan hati dalam pasrah setulusnya. Pada waktunya bila sudah datang pertolongan-Nya kita akan bangkit seraya mengagungkan kebesaran dan memuji-Nya.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...