Rabu, 29 September 2021

“Srempengan” Menyunting Naskah



“Srempengan”, begitu istilahnya. Pekerjaan yang banyak yang harus diselesaikan dengan segera membutuhkan kerja yang lebih. Lebih fokus dan harus dilakukan sedikit “Ngoyo”. Tentu saja model bekerja seperti membutuhkan konsentrasi dan tenaga yang besar.

Pada awalnya saya hanya ingin menyelesaikan satu naskah buku. Buku ketiga, “Jejak Pena Penulis Pemula”. Namun ternyata rencana harus direvisi karena tetiba muncul keinginan sekalian menyelesaikan naskah buku ke-empat. Memang konsep untuk buku ketiga dan keempat sudah lama saya siapkan. Hanya karena masih menunggu waktu yang tepat, kedua konsep buku tersebut belum tersentuh alias mangkrak.

Naskah buku keempat, “Narasi Panjang Seorang Guru” akhirnya selesai bersamaan dengan buku ketiga. Meskipun untuk itu saya harus srempengan pagi, siang hingga malam hari. Tapi semua tetap bisa dijalani dengan riang.

Setiap karya yang terbit sudah pasti memerlukan pengorbanan. Setidaknya waktu dan tenaga. Bila usaha yang kita lakukan hanya standar saja, kita tak akan puas dengan hasil yang kita capai. Hasil yang maksimal pasti buah dari usaha yang optimal.

Ibaratnya saya hanya menanam pohon. Apakah kelak pohon yang saya tanam akan berbuah lezat. Waktu yang akan membuktikannya. Buku-buku yang telah saya tulis pun demikian. Apakah akan membawa manfaat bagi pembaca, saya pun tak tahu. Tapi yang pasti semua proses yang telah saya jalani semua memberi sinar terang dalam hati, kebahagiaan hati.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...